ECONOMICS

Tak Lirik Kulit Putih, Liz Truss Mantap Pilih Keturunan Ghana Jadi Menteri Keuangan Inggris

Tim IDXChannel 09/09/2022 21:37 WIB

sejumlah pihak di kalangan internal Inggris menyoroti keputusan Truss untuk tidak melibatkan kelompok masyarakat kulit putih untuk mengisi pos-pos strategis.

Tak Lirik Kulit Putih, Liz Truss Mantap Pilih Keturunan Ghana Jadi Menteri Keuangan Inggris (foto: MNC Media)

IDXChannel - Perdana Menteri Inggris yang baru, Liz Truss, terus menjadi perbincangan publik dunia, sejak mulai menjabat pada Selasa (6/9/2022) kemarin.

Kali ini, sejumlah pihak di kalangan internal Inggris menyoroti keputusan Truss untuk tidak melibatkan kelompok masyarakat kulit putih untuk mengisi pos-pos strategis dalam jajaran kabinet yang dipimpinnya. Justru, alih-alih melibatkan kulit putih, Truss justru menggandeng tiga warga beretnis minoritas untuk menjadi orang-orang kepercayaannya.

Pertama, Truss memilih posisi Menteri Keuangan dijabat oleh Kwasi Kwarteng yang berasal dari Ghana. Dengan pilihan ini, Kwarteng menjadi menteri keuangan kulit hitam pertama dalam sejarah Inggris selama ini.

Berikutnya ada juga James Cleverly, warga kulit hitam yang dipercaya Truss untuk menggantikannya menduduki posisi Menteri Luar Negeri. Saat dilantik, Cleverly mengaku senang sekaligus bangga, sembari menceritakan kisahnya yang pernah mengalami intimidasi karena terlahir sebagai seorang anak dengan ras campuran. 

Sementara, posi Menteri Dalam Negeri oleh Truss dipercayakan pada Suella Braverman yang berasal dari Kenya. Braverman menjadi warga beretnis minoritas kedua yang sukses duduk sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris.

Di kabinet pemerintahan Inggris sebelumnya, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Boris Johnson, posisi Menteri Dalam Negeri juga diisi oleh warga beretnis minoritas, yaitu Priti Patel, yang merupakan keturunan India.

Di kabinet Johnson juga, ada nama Rishi Sunak, warga keturunan India yang menjabat sebagai Menteri Keuangan, dan sempat menjadi pesaing Truss dalam pemilihan Perdana Menteri Inggris periode saat ini.

Dalam beberapa dekade lalu, Pemerintahan Inggris masih cenderung mempercayakan sejumlah posisi strategisnya pada kelompok warga kulit putih yang oleh kalangan konservatif masih dianggap memiliki strata sosial yang lebih tinggi dibanding warga lain.

Namun pada kabinet Johnson, tepatnya memasuki tahun 2022, warga etnis minoritas mulai diberikan haknya untuk dapat turut terlibat dalam pemerintahan sebagai pejabat negara. Adalah Paul Boateng, warga kulit hitam yang didapuk sebagai Sekretaris Departemen Keuangan. 

"Politik telah mengatur langkahnya. Kami sekarang menganggapnya sebagai hal yang normal. Keragaman ini sebuah langkah perubahan yang luar biasa,” ujar Direktur Lembaga Pemikir Non-Partisan British Future, Sunder Katwala, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (7/9/2022).

Meski demikian, jajaran teratas dalam bidang bisnis, peradilan, pegawai negeri dan tentara mayoritas sejauh ini juga masih didominasi oleh kalangan warga berkulit putih. 

Melihat rekam jejak Partai Konservatif, dimana Truss berasal, partai tersebut seringkali menunjuk pimpinan yang berasal dari etnis minoritas. Seperti saat itu, Benjamin Disraeli, seorang Yahudi, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri di tahun 1868. 

Partai Konservatif juga tak segan memilih kaum perempuan sebagai Perdana Menterinya. Tiga diantaranya, yaitu Margaret Thatcher, Theresa May, dan kini juga Liz Truss. Anggota parlemen pertama di tahun 1895 kala itu dijabat oleh Mancherjee Bhownaggree, yang juga seorang keturunan Asia, yang juga berasal dari partai tersebut.

Penulis: Ribka Christiana

SHARE