ECONOMICS

Taliban Resmi Tunjuk Anggotanya Pimpin Bank Sentral Afghanistan

Dinar Fitra Maghiszha 24/08/2021 07:34 WIB

Taliban telah menunjuk anggotanya untuk memimpin bank sentral Afghanistan.

Taliban Resmi Tunjuk Anggotanya Pimpin Bank Sentral Afghanistan (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Taliban telah menunjuk anggotanya untuk memimpin bank sentral Afghanistan dalam menangani gejolak ekonomi yang terus meningkat sepekan setelah kelompok ini merebut ibu kota Kabul.

Sosok yang diberi jabatan ini bernama Haji Mohammad Idris, berasal dari wilayah utara Jawzjan, yang dinilai memiliki pengalaman panjang menangani masalah keuangan gerakan, menurut pernyataan resmi Senin (23/8).

Idris, sebagai milisi senior, juga pernah bekerjasama dengan pemimpin Taliban sebelumnya yang terbunuh dalam serangan drone, Mullah Akhtar Mansour pada 2016.

Meski tidak dikenal luas di luar gerakan dan tidak memiliki catatan formal di bidang keuangan maupun pendidikan tinggi, Idris merupakan kapala bagian keuangan gerakan Taliban selama ini. "Ia dihormati karena keahliannya," kata seorang pemimpin senior Taliban, dilansir Reuters, Selasa (24/8/2021).

Idris dipercaya dapat mengatasi ekonomi yang lumpuh akibat perang dan terombang-ambing selama lebih dari seminggu menyusul tutupnya bank, pusat bisnis, dan kantor pemerintahan.

Dengan diangkatnya Idris, Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengharapkan masalah ekonomi dapat terselesaikan.

“Ada banyak orang yang tidak dikenal dunia tetapi mereka memegang posisi kunci dan memiliki kontribusi besar. Haji Idris termasuk salah satunya. Saya yakin dia tidak hanya ahli ilmu agama tetapi ahli dalam masalah keuangan." kata pejabat senior Taliban.

Penunjukkan ini terjadi ketika Iran berupaya melanjutkan ekspor bahan bakar ke Afghanistan. Tentu, bantuan luar dimungkinkan akan memerlukan dukungan bank sentral untuk mengelola likuiditas mata uang Afghani terhadap Dolar AS.

"Jika ketidakpastian (ekonomi) terus ada, maka banyak nasabah menarik dana dari bank dan tentu akan membutuhkan dukungan besar dari bank sentral," kata seorang bankir yang tidak mau disebutkan namanya.

Sebagai informasi, Taliban tengah berupaya meminta para spesialis, pakar, dan ahli di bidangnya masing-masing untuk tetap bekerja bersama mereka untuk memulihkan perekonomian.

Setelah Taliban menguasai ibu kota Kabul, banyak warga Afghanistan berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis hilangnya pekerjaan, bank-bank yang masih tutup, dan lonjakan harga kebutuhan pokok.

Pemerintah Afghanistan sebelumnya diketahui sudah tidak membayar para pekerjanya selama dua bulan terakhir sebelum Taliban mengambil-alih.

Ketidakpastian politik dan ekonomi yang rapuh membuat nilai mata uang lokal Afghani jatuh terhadap dolar dan mendorong warganya berbondong-bondong keluar dari negara itu. 

(IND) 

SHARE