Target Kuartal II Ekonomi RI Positif, Ini Langkah Pemerintahan Jokowi
Sejumlah strategi akan dilakukan pemerintah agar pada kuartal II ekonomi tumbuh positif.
IDXChannel - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 minus 0,74 persen. Sejumlah strategi akan dilakukan pemerintah agar pada kuartal II ekonomi tumbuh positif.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengatakan, perekonomian Indonesia sudah berada di arah semakin pulih. Hal ini menyusul rilis BPS terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 ini -0,74 persen.
Walaupun masih terkontraksi, Arif mengatakan arah pertumbuhan ekonomi trennya menunjukkan arah yang positif dibanding kuartal-kuartal sebelumnya.
Hal ini menimbulkan optimisme bahwa pada kuartal selanjutnya akan ada di zona positif. Untuk menggenjot target itu tercapai maka penanganan pandemi covid-19 harus dilakukan sesuai protokol kesehatan.
“3M tidak boleh diabaikan, jangan mudik, belanja lebih baik secara online, selain vaksinasi akan terus digenjot pemerintah,” katanya dalam pers rilisnya, Rabu (5/5/2021).
Selain itu, daerah perlu mempercepat serapan anggarannya masing-masing.
“Presiden juga sudah meminta kepala daerah benar-benar mampu meningkatkan investasi swasta di daerahnya agar lapangan kerja ikut tercipta,” ujarnya
Menurutnya dengan kerjasama yang solid dari banyak pihak tersebut akan membuat konsumsi masyarakat dapat tumbuh tinggi tanpa kembali terganggu dengan pengetatan pembatasan sosial. Selain itu pembangunan terus berjalan dan mendatang investasi.
Hal ini juga diperkuat dengan belanja pemerintah yang ekspansif melalui berbagai program penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang besarnya mencapai Rp699,43 triliun.
“Sehingga target pertumbuhan positif pada triwulan II-2021 dapat kita capai,” ungkapnya.
Di samping itu Arif menilai bahwa faktor eksternal juga dapat turut mendorong penguatan ekonomi Indonesia. Pasalnya beberapa mitra dagang Indonesia saat ini menunjukan fase pertumbuhan yang positif.
“Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China (18,3 persen), Amerika (0,4 persen), dan Singapura (0,2 persen) sudah memasuki fase pertumbuhan positif. Ini diyakini bisa memperkuat permintaan ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut,” katanya.
Namun dia juga menilai perlu dicermati juga mitra dagang lain. Misalnya India justru mengalami perburukan dalam kasus pandemi sehingga bisa mempengaruhi perdagangannya dengan Indonesia. Negara-negara utama di Uni Eropa juga masih mengalami pertumbuhan yang negatif. (RAMA)