Tarif Cukai Naik, Penjualan Rokok Tidak Menurun
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan untuk menaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok mulai 1 Januari 2023.
IDXChannel - Kenaikan harga rokok tentu membuat konsumen yang menyukai jenis sigaret kretek tangan (SKT) merogoh uang lebih besar.
Namun demikian, kondisi tersebut rupanya tidak membawa pengaruh signifikan terhadap realisasi penjualan rokok di masyarakat.
Saat ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan untuk menaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok mulai 1 Januari 2023.
Aturan mengenai kenaikan tarif CHT tertuang di dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 192/PMK.010/2022 tentang Perubahan atas PMK Nomor 193/PMK.010/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau berupa Rokok Elektrik dan Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya. Adapun kenaikan ini mencapai 10 persen.
Menanggapi hal ini, salah satu produsen rokok
PT Nojorono Tobacco, mencoba membeberkan alasan masih banyaknya konsumen yang membeli rokok.
Menurut Brand Manager PT Nojorono Tobacco, Christina Mirgayawati, hal tersebut dapat terjadi lantaran kualitas dan rasa yang disajikan oleh produsen rokok.
" Masih banyak kemasan cita rasa berkualitas dengan harga bersahabat yang disuguhkan. Tapi produsen rokok saat ini banyak memenuhi kriteria kebutuhan mayoritas perokok SKT di Indonesia," ujar Christina, Kamis (18/5/2023).
Klaim tersebut berasal dari data retail audit industri sigaret year-to-date tanah air tahun 2023 paparan AC Nielsen.
"Berdasarkan paparan data yang kami peroleh, perokok masa kini cenderung mencari rokok yang ‘mengenyangkan’ namun tetap dengan banderol harga kompetitif. Saroja yang menyasar segmen pasar dewasa muda, diyakini mampu memenuhi dua keinginan pasar tersebut," tutur Christina.
Christina menekankan penjualan rokok di Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar. Sehingga, tidak menurunkan penjualan apaligi banyak produsen baru yang terus memberikan inovasi penjualan rokok.
"Kalau perusahaan kami terus melakukan inovasi dalam penjualan rokok," tegas Christina. (TSA)