Tegaskan Pentingnya Keselamatan Kerja, Ini yang Dilakukan PKT
di industri pupuk, PI telah memitigasi risiko keselamatan kerja yang dapat terjadi dengan selalu mengedepankan dan menjaga zero fatality.
IDXChannel - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) atau PupuK Kaltim turut serta dalam Annual Meeting & EXPO Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (PII) 2023, yang digelar di Surabaya, tanggal 12 hingga 14 Oktober 2023.
Dalam keikutsertaan tersebut, PKT menyampaikan paparan terkait pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam kinerja seluruh industri di Indonesia.
Dalam paparan yang disampaikan, VP K3 PKT, David R Manik, menjelaskan bahwa sebagai perusahaan yang bergerak di industri pupuk dan petrokimia, pihaknya harus selalu waspada terhadap insiden industri di lokasi pabrik.
Kondisi semacam ini, jika terjadi, tentu berpotensi menimbulkan biaya baik langsung maupun tidak langsung.
"Karena itu, agar proses bisnis tetap berjalan optimal, PKT berkomitmen menjalankan mitigasi risiko keselamatan kerja dengan tetap mengedepankan zero fatality," ujar David.
Sementara, Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia (PI), Nugroho Christijanto, mengatakan bahwa di industri pupuk, PI telah memitigasi risiko keselamatan kerja yang dapat terjadi dengan selalu mengedepankan dan menjaga zero fatality, artinya kemungkinan terjadinya korban meninggal dunia.
"Kedua, bagaimana PI mengedepankan penerapan helat safet dan Health Safety Security and Environment (HSSE), dan ketiga PI bisa meraih pemenuhan atau kepatuhan terhadap terhadap tata kelola linkungan dan aturan regulasi yang ada," ujar Nugroho.
Dalam pengoperasian industri pupuk, menurut Nugroho, terdapat sejumlah risiko yang dapat terjadi, di antaranya seperti risiko gas beracun, yang bisa terjadi karena reaksi batuan fosfat dengan asam sulfat.
Lalu juga pengoperasian asam sulfat, yang berpotensi lolosnya gas SO2 yang sangat beracun.
"Risiko berikutnya ada explosive dari amoniak yang berpotensi meledak, dan ada risiko kebakaran hingga emisi gas buang yang dapat mencemari lingkungan," tutur Nugroho.
Di lain pihak, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan bahwa di era dengan tantangan produksi migas ini, diperlukan sinergi dari berbagai instansi dan para ahli, termasuk insiyur kimia, guna merumuskan strategi memproduksi minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan ke depan.
"Sinergi dan kolaborasi instansi dann ahli dari berbagai bidang adalah salah satu cara di era persaingan yang semakin tinggi dalam sektor energi," ujar Dwi.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan bahwa ke depan kebutuhan energi akan meningkat.
Sebab, pada 2060 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 331 juta jiwa, dan kebutuhan energi akan mencapai 519 MTOE (metric ton oil equivalent).
Sehingga, ketika produksi minyak dan gas bumi tidak akan mencukupi, maka ketahanan energi akan terjadi krisis, lalu impor migas juga akan meningkat, sehingga dapat membebani negara.
"Untuk itu, peningkatan produksi energi tanpa mitigasi akan meningkatkan risiko gas rumah kaca (GRK). Pada 2060, sektor gas rumah kaca akan menjadi 2 miliar ton CO2. Makanya dibutuhkan transisi energi yang memanfatakan EBT dengan tetap menjaga ketahanan energi," ujar Arifin.
Menurut Arifin, dalam roadmap transisi energi, seluruh kebutuhan energi berbasis EBT dari sektor pembangkit listirk akan mencapai sekitar 700 GW, di mana sebanyak 96 persen berasal dari EBT, dan sebanyak empat persen merupakan energi baru, berupa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), hidrogen untuk industri industri dan transportasi.
Dari sisi demand, pemerintah mendorong program pemanfaatan kendaraan listrik, kendaraan berbahan bakar biofuel hingga electric home appliance.
"Untuk itu, sarjana teknik kimia punya peran penting dalam pemnafaatan energi alternatif mulai dari energi surya, panas bumi dan nuklir, hidrogen dan kimia, serta pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk solar dan avtur," tutur Arifin.
Arifin berharap sarjana kimia dapat berkontribusi siginfikan melalui inovasi dan kreasi dalam menciptakan energi bersih guna mendukung transisi energi Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat.
Pada kesempatan yang sama, Ketua BKKPII, yang juga Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Utilitas, Maryono, menjelaskan bahwa Annual Meeting ini merupakan gelaran tahunan yang mempertemukan para insinyur kimia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan (sharing knowledge) tentang keselamatan kerja atau safety dan bagaimana meningkatkan produksi minyak.
"BKKPII ini adalah wadah atau rumah insinyur kimia untuk sharing knowledge antar dunia praktisi dan regulator. Kalau tahun lalu kita berbicara tentang energi alternatif energi nuklir, tahun ini kita bicara bagaimana meningkatkan produksi minyak, dan tahun depan rasanya kita perlu mulai diskusi tentang krisis lingkungan dan energi transisi," tegas Maryono. (TSA)