ECONOMICS

Tidak Ada Toleransi, BPOM Uji Bahaya di Balik Kemasan Mengandung BPA

Rina Anggraeni 13/04/2021 22:58 WIB

Kasus minuman kemasan mengandung BPA perlu tindakan yang tepat. Lantaran kandungan yang terdapat di botol, plastik air mineral mengandung bahan beracun.

Tidak Ada Toleransi, BPOM Uji Bahaya di Balik Kemasan Mengandung BPA. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kasus minuman kemasan mengandung BPA perlu tindakan yang tepat. Lantaran kandungan yang terdapat di botol, plastik air mineral dan lainnya mengandung bahan beracun, air kemasan berbahan masih mengandung BPA harus diuji oleh BPOM.

Jurnalis Peduli Kesehatan & Lingkungan (JPKL), Roso Daras, menilai tidak ada toleransi bagi Zat BPA pada kemasan plastik No.7, pada galon guna ulang dan wadah kemasan konsumsi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh bayi, balita dan ibu hamil.

"BPOM harus melakukan penyempurnaan peraturan dengan memberikan label peringatan konsumen, bahwa makanan dan minuman pada kemasan plastik No.7 ini yang mengandung BPA, tidak cocok dikonsumsi bayi, balita dan ibu hamil" tutur Roso Daras di Jakarta, Selasa (13/4/2021).

Dia percaya BPOM sebagai otoritas tertinggi yang mengesahkan serta mengawasi keamanan produk makanan dan minuman, selalu mengedepankan kesehatan bagi masyarakat, turut menjaga agar bayi dan balita Indonesia mendapat makanan dan minuman yang sehat.

"Dengan tidak ada toleransi batas aman dari BPA yang terkandung di makanan, minuman dan tentu saja pada kemasannya." Ujar Roso Daras.

Dalam kesempatan yang sama, Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, mengatakan, hasil penelitian BPA tidak layak digunakan karena berdampak pada kesehatan maka harus dihindarkan.

"Demi kesehatan masyarakat ini banyak BPA itu banyak digunakan masyarakat, seperti air galon dan lainnya, tempat bubur anak dan sendoknya, apa itu masih mengandung BPA atau tidak," bebernya.

Ditegaskan Aries pula demi kesehatan anak BPOM harus bertindak. "Masukan buat BPOM agar tidak hanya memperhatikan soal produk tapi kemasan dan kebersihan kemasan saat distribusi juga harus diperhatikan mengenai aspek kebersihannya," ungkapnya.

Senada dengan Aries, pemerhati anak Seto Mulyadi juga menyatakan pernyataan keras. Pasalnya, menurut pria yang akrab disapa Kak Seto dampak yang terjadi sangat fatal buat masa depan anak Indonesia.

"Penelitian terkait dampak BPA buat anak merupakan peringatan keras buat Kementerian Kesehatan dan BPOM, karena menyangkut masa depan anak-anak kita, saya dan Lembaga Perlindungan Anak lainnya meminta kepada pemerintah agar peduli terhadap masa depan anak," kata Seto Mulyadi pemerhati anak Indonesia.

Dia menilai tidak boleh ada toleransi terhadap BPA dan harus bebas dari BPA. "Anak Indonesia harus dilindungi, tidak ada batasan toleransi terhadap BPA," tegasnya. (TYO)

SHARE