ECONOMICS

TikTok Shop Diduga Lakukan Kecurangan agar Produk China Masuk Indonesia

Romensy August 26/09/2023 21:10 WIB

Platform e-Commerce TikTok Shop disebut melakukan kecurangan agar produk dari China masuk ke Indonesia.

Platform e-Commerce TikTok Shop disebut melakukan kecurangan agar produk dari China masuk ke Indonesia. (Ilustrasi)

IDXChannel - Platform e-Commerce TikTok Shop disebut melakukan kecurangan agar produk dari China masuk ke Indonesia.

Hal ini dikatakan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Gedung Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/9/2023). Dia juga mendukung wacana Pemerintah untuk membuat aturan pemisahan e-commerce dan media sosial.

Dia melanjutkan, TikTok menerapkan sistem shadow banning (postingan yang ditangguhkan dan dibatasi dari pengguna lain tanpa pemberitahuan) terhadap tayangan produk UMKM Indonesia. Akibatnya akhir-akhir ini, banyak pelaku UMKM mengeluh sepi pembeli. 

"Saya sudah buat riset kecil-kecilan tapi saya tidak mau sebut merek, mesakke. Ini sebenarnya sudah terbukti. Merek asli Indonesia yang memang sebelumnya berjualan di TikTok Shop akhir-akhir ini pada mengeluh sepi. Karena ada shadow banning," kata Gibran, Selasa (26/9/2023).

Setelah menerapkan shadow banning pada merek tertentu, TikTok kemudian mempromosikan produk serupa asal China.

"Seperti toko UMKM kita tiba-tiba tertutup tirai lalu ditimpa barang dari China dengan spek serupa. Nakalnya di situ kadang-kadang. Ada produk skincare yang kaya gitu. Dulu ramai tiba-tiba terblokir. Tiba-tiba ada produk China masuk dengan spek serupa," kata dia.

Berdasarkan hal tersebut, Gibran mengenaskan bahwa wacana Pemerintah soal pemisahan e-commerce dan media sosial adalah hal yang penting. 

"Media sosial untuk berjualan itu salah Itu mengapa e-commerce dan media sosial harus terpisah biar fair," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Budi Arie mengatakan, TikTok tidak dilarang untuk beroperasi di Indonesia. Pemerintah hanya akan membuat aturan yang memisahkan antara media sosial dan e-commerce.

"Kita memisahkan antara platform sosial media dan e-commerce. Jadi tidak boleh platform sosial media dia ikutan e-commerce," kata Budi Arie di Solo.

(NIY)

SHARE