TikTok Shop hingga Demam Cashback Jadi Tren E-commerce 2022
Lembaga riset Jakpat mencatat penetrasi TikTok hingga demam cashback menjadi tren e-commerce di Indonesia sepanjang 2022.
IDXChannel – Lembaga riset Jakpat mencatat penetrasi TikTok hingga demam cashback menjadi tren e-commerce di Indonesia sepanjang 2022.
Head of Research Jakpat Aska Primardi mengatakan, jumlah orang yang berbelanja di TikTok Shop pada semester II melebihi jumlah online shop di beberapa platform e-commerce seperti JD.ID atau Blibli.
Bahkan fenomena JD.ID yang menutup layanan pada awal tahun 2023 tidak berpengaruh banyak. "Data menunjukkan bahwa hal ini tidak berpengaruh besar pada para pengguna e-commerce.
Pasalnya, 100% pengguna JD.JD selama semester II 2022 menggunakan lebih dari satu e-commerce. Para pengguna JD.ID ini cenderung memilih berpindah ke Tokopedia ketika platform tersebut tutup," ujar Aska Primardi dalam keterangan resminya di Jakarta (28/3/2023).
Lebih lanjut data Jakpat juga membandingkan dengan tahun 2021. Para pengguna menunjukkan antusiasme yang lebih terhadap program-program promosi seperti gratis ongkir (free shipping), diskon, cashback, dan flash sale.
"Cashback sendiri menarik perhatian 7 dari 10 orang pengguna dan termasuk pada top three promosi teratas yang digemari," ujarnya.
Kemungkinan berkaitan dengan penggunaan e-wallet, digital wallet, atau dompet digital sebagai salah satu metode pembayaran yang paling banyak dipilih oleh pengguna.
Pemakaian dompet digital lebih memudahkan pengguna untuk mendapatkan cashback, mengingat sebagian besar promo cashback bisa didapatkan jika menggunakan dompet digital. Penggunaan dompet digital ini juga populer di semua kalangan, baik wanita, pria, maupun Gen Z, Millennial, dan Gen X.
Lain halnya dengan kartu kredit atau credit card. Penggunaan kartu kredit masih belum cukup populer di kalangan Gen Z jika dibandingkan dengan Milenial, terlebih Gen X.
“Menarik jika kita melihat penggunaan kartu kredit di kalangan Gen Z yang ternyata belum sebanyak generasi di atasnya, yang mana hal ini sejalan dengan survei-survei yang pernah dilakukan oleh Jakpat berkaitan dengan keuangan dan financial technology. Salah satu faktor yang kemungkinan bisa berkontribusi adalah persyaratan dan proses pendaftaran kartu kredit yang tidak bisa dibilang mudah dan cukup rumit,” ujar Aska.
(DES)