Tren Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5 Persen Diramal Berlanjut hingga Akhir 2023
Pemerintah diminta mewaspadai pelemahan konsumsi domestik yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebab, kondisi ini kemungkinan akan terus berlanjut.
IDXChannel - Pemerintah diminta mewaspadai pelemahan konsumsi domestik yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebab, kondisi ini kemungkinan akan terus berlanjut.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, hal itu terutama kondisi pada masyarakat menengah bawah yang sedang menghadapi kenaikan harga pangan, semakin ketatnya persaingan kerja, dan kenaikan suku bunga.
"Sementara kelompok atas menahan belanja karena tahun Pemilu, dan mempertimbangkan risiko geopolitik. Simpanan di atas Rp5 miliar naik dan makin gemuk itu pertanda banyak saving daripada belanja," katanya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (7/11/2023).
Dengan kondisi tersebut, Bima menuturkan, tren pelambatan ekonomi masih mungkin terjadi di kuartal IV-2023 yakni hanya tumbuh 4,8-4,97%, meski ada libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kemudian, ia juga menyebutkan, kinerja ekspor yang mengalami kontraksi diperkirakan berlanjut juga. Hal ini lantaran perkembangan negara mitra dagang tradisional seperti China, Jepang, AS dan Uni Eropa belum rebound sepenuhnya.
"Impor yang turun bukan berita baik, karena impor bahan baku masih diperlukan oleh industri manufaktur domestik. Kalau impornya terus turun maka jadi lampu kuning, industri manufaktur diluar dari hilirisasi nikel akan tertekan jangka menengah," katanya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tercatat sebesar 4,94% (yoy). Padahal, kuartal II-2023, ekonomi tumbuh 5,17% (yoy).
(YNA)