ECONOMICS

Tukar Motor Konvensional ke Listrik Jadi Cara Efektif Ketimbang Subsidi dan Konversi

M Fadli Ramadan 09/02/2023 07:20 WIB

Pemerintah harus memikirkan skema lain agar masyarakat lebih tertarik untuk beralih ke kendaraan listrik.

Tukar Motor Konvensional ke Listrik Jadi Cara Efektif Ketimbang Subsidi dan Konversi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Sekjen Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO) Hari Budianto mengatakan, tren kendaraan listrik di Indonesia bisa dikatakan tak alami peningkatan besar, meski pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan. Masih ada keraguan dan tak ada keperluan mendesak yang membuat masyarakat enggan beralih.

Selain memberikan insentif dan subsidi, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan regulasi konversi motor dengan mesin pembakaran internal ke motor listrik. Tapi, itu juga memerlukan biaya besar karena harga baterai masih tinggi.

Ia menjelaskan, saat ini biaya konversi paling murah Rp13 juta. Menurutnya, nominal itu masih sangat tinggi bagi masyarakat Indonesia yang pendapatannya tidak terlalu tinggi.

Menurutnya, pemerintah harus memikirkan skema lain agar masyarakat lebih tertarik untuk beralih ke kendaraan listrik. Misalnya, menukar motor lama mereka dengan motor listrik dan hanya menambah atau bahkan tak perlu membayar sisanya.

“Ada baiknya pemerintah membuat program trade off kendaraan ICE lama dengan motor listrik baru, sehingga bisa sekaligus mengurangi peredaran motor bekas. Ini juga dapat mempercepat pencapaian pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dengan energi listrik yang saat ini masih oversupply,” kata Hari saat dihubungi MNC Portal.

Hari sebagai pelaku konversi motor mesin pembakaran internal (ICE) ke motor listrik juga mengakui biayanya masih sangat besar. Bahkan, harganya bisa lebih mahal dari motor listrik baru, terlebih jika subsidi sudah diberikan.

“Tujuan konversi salah satunya menurunkan atau menghilangkan konsumsi bahan bakar fosil. Kalau konversi, harus merelakan mesin lamanya tidak dipakai kembali alias scrap atau dimuseumkan. Belum tentu masyarakat rela dengan itu,” ujarnya.

Motoriz sebagai salah satu bengkel bersertifikat yang membuat mereka legal dalam melakukan konversi juga sedang berupaya untuk menekan harga. Salah satunya adalah dengan cara memaksimalkan komponen lokal, sehingga biayanya bisa ditekan.

“Kkami bekerja sama dengan Blue Wings Group yang akan membangun pabrik di sini. Pada saat TKDN-nya sudah tinggi, otomatis dapat menekan harga. Mungkin, pada pertengahan tahun 2023, teknologi ini akan didominasi komponen lokal,” Okto Larido, CEO Motoriz PT Semesta Motor Indonesia beberapa waktu lalu di Jakarta.

Pemerintah Indonesia juga akan memberikan subsidi untuk motor konversi sebesar Rp5 juta. Sementara untuk motor listrik dikabarkan sudah tahap finalisasi dengan subsidi Rp7 juta yang akan diterapkan dalam waktu dekat.

(SLF)

SHARE