ECONOMICS

Uni Eropa Sukses Tinggalkan Batu Bara, Beralih ke Energi Angin dan Surya

Wahyu Dwi Anggoro 23/01/2025 12:59 WIB

Uni Eropa semakin meninggalkan batu bara. Produksi listrik dari tenaga surya menyalip bahan bakar fosil tersebut di kawasan itu untuk pertama kalinya.

Uni Eropa Sukses Tinggalkan Batu Bara, Beralih ke Energi Angin dan Surya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Uni Eropa semakin meninggalkan batu bara. Produksi listrik dari tenaga surya menyalip bahan bakar fosil tersebut di kawasan itu untuk pertama kalinya.

Dilansir dari AFP pada Kamis (23/11/2025), energi terbarukan kini mendominasi industri listrik UE, sementara penggunaan bahan bakar fosil turun ke titik terendah dalam sejarah.

"Kesepakatan Hijau Eropa telah menghasilkan transformasi yang mendalam dan cepat pada sektor listrik UE," kata lembaga riset Ember dalam laporannya.

"Tenaga surya tetap menjadi sumber daya listrik dengan pertumbuhan tercepat di UE pada 2024, melampaui batu bara untuk pertama kalinya. Tenaga angin tetap menjadi sumber daya listrik terbesar kedua di UE, di atas gas dan di bawah nuklir," katanya.

Secara keseluruhan, pertumbuhan yang kuat dalam tenaga surya dan angin telah meningkatkan pangsa energi terbarukan menjadi 47 persen pada 2024, naik dari 34 persen pada 2019.

Di sisi lain, pangsa bahan bakar fosil turun dari 39 persen pada 2019 menjadi 29 persen pada 2024.

"Lonjakan pembangkitan tenaga angin dan surya merupakan alasan utama menurunnya pembangkitan tenaga fosil. Tanpa penambahan kapasitas tenaga angin dan surya sejak 2019, UE akan mengimpor 92 miliar meter kubik lebih banyak gas fosil dan 55 juta ton lebih banyak batu bara, yang menelan biaya 59 miliar euro," kata laporan tersebut.

Menurut Ember, tren ini tersebar luas di seluruh Eropa, dengan tenaga surya berkembang di semua negara UE.

Lebih dari separuh negara UE menghilangkan batu bara, bahan bakar fosil yang paling berpolusi, atau mengurangi porsinya menjadi kurang dari lima persen dari bauran energi mereka.

"Bahan bakar fosil kehilangan cengkeramannya pada energi UE," kata Peneliti Ember Chris Rosslowe.

"Pada awal Kesepakatan Hijau Eropa pada 2019, hanya sedikit yang mengira transisi energi UE akan seperti sekarang: tenaga angin dan surya menyingkirkan batu bara dan mendorong gas menurun," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)

SHARE