ECONOMICS

Utang Bengkak hingga Rp70 Triliun, Garuda Lakukan Restrukturisasi Pinjaman Perbankan

Suparjo Ramalan 28/05/2021 12:13 WIB

Utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, tercatat mencapai Rp 70 triliun.

Utang Bengkak hingga Rp70 Triliun, Garuda Lakukan Restrukturisasi Pinjaman Perbankan (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, tercatat mencapai Rp 70 triliun. Kondisi itu diperparah oleh cash flow perusahaan yang kian memburuk akibat pandemi Covid-19.  

Meski demikian, manajemen maskapai penerbangan negara optimis utang bisa dilunasi. Sikap itu dibarengi oleh sejumlah langkah inisiatif. Dari surat balasan Garuda Indonesia kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen memaparkan sejumlah upaya pelunasan utang.  

"Untuk penyelesaian utang perseroan, saat ini telah dan terus melakukan upaya-upaya dalam rangka memastikan risiko solvabilitas dapat dimitigasi dengan sebaik-baiknya," tulis surat balasan Garuda, dikutip Jumat, (28/5/2021).  

Adapun langkah strategi Garuda Indonesia adalah melakukan negosiasi dengan lessor pesawat, menjalankan restrukturisasi utang usaha, termasuk terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta mitra usaha lainnya, hingga mengoptimalkan negosiasi langkah restrukturisasi pinjaman perbankan dan lembaga keuangan lainnya. 

"Seluruh upaya yang dilakukan oleh perseroan pada prinsipnya dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kinerja dan likuiditas perseroan yang berdampak signifikan imbas situasi pandemi Covid-19," lanjut surat tersebut.  

Selanjutnya, perusahaan terus berupaya meningkatkan kegiatan operasional penerbangan sepanjang 2021. Skema ini dibarengi dengan langkah pengelolaan sejumlah lini bisnis potensial untuk mendukung peningkatan pendapatan usaha dengan sejumlah inisiatif.  

Misalnya, memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan, meluncurkan program promosional berupa Garuda Eco Lite, Garuda Online Travel Fair dan Thank God Its Friday serta berbagai program promosional lainnya. 

Pembukaan penerbangan langsung khusus kargo, pengoperasian pesawat passenger freighter, optimalisasi layanan charter Kargo, pengembangan layanan pengiriman barang “Kirim Aja” berbasis aplikasi digital. 

Sejalan dengan optimalisasi bisnis cargo, perusahaan juga berencana untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis Cargo hingga 40 persen dari sebelumnya 10 hingga 15 persen.  

Perihal informasi atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dan mempengaruhi harga saham perusahaan, menurut manajemen, sampai saat ini tidak terdapat informasi atau kejadian penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan harga saham Garuda Indonesia.  

"Adapun lebih lanjut, perseroan akan melakukan pemenuhan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana diatur dalam ketentuan terkait," bunyi surat itu.  

(SANDY)

SHARE