Utang BUMN Karya ke Himbara Tembus Rp70 Triliun, Siapa Terbesar?
Total utang perusahaan pelat merah di sektor konstruksi ke perbankan BUMN alias Himbara mencapai Rp70 triliun. Jumlah tersebut menurun signifikan.
IDXChannel - Total utang perusahaan pelat merah di sektor konstruksi ke perbankan BUMN alias Himbara mencapai Rp70 triliun. Jumlah tersebut menurun signifikan dari posisi sebelumnya yang berada di angka Rp120 triliun.
Penurunan jumlah utang BUMN Karya dikonfirmasi langsung Menteri BUMN Erick Thohir. Dia memastikan, meski perseroan membukukan utang bernilai jumbo, perbaikan arus kas atau cash flow terus dilakukan.
"Dari Rp120 triliun sudah turun, tinggal Rp70 triliun. Tentu ada arus kas yang harus dikejar, konteks kadang kita selalu lihat ini banyak utang macet," ungkap Erick Thohir saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, ditulis Senin (29/5/2023).
Lantas siapa BUMN Karya penyumbang utang terbesar di Himbara?
Mengutip laporan keuangan empat BUMN Karya per 31 Maret 2023, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), menduduki posisi pertama dengan jumlah utang perbankan, termasuk Himbara, dalam jangka panjang kepada pihak berelasi mencapai Rp28,06 triliun.
Sementara, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menempati posisi kedua dengan total pinjaman dari lembaga pembiayaan dan perbankan BUMN sebesar Rp12,6 triliun hingga Maret tahun ini.
Posisi ketiga, ada PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan jumlah utang bank jangka pendek untuk pihak berelasi sebesar Rp2,7 triliun. Sementara pinjaman perbankan dan lembaga keuangan lainnya dalam jangka panjang mencapai Rp6,4 triliun.
Utang bank jangka panjang yang dibukukan PTPP, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Kemudian, PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI menduduki posisi keempat dengan jumlah utang di lembaga pembiayaan pelet merah dan lembaga pembiayaan lainnya mencapai Rp4,17 triliun. Angka ini tercatat dalam liabilitas jangka pendek perusahaan.
(YNA)