sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Daftar Utang BUMN Bernilai Fantastis, Ada Waskita (WSKT) hingga Garuda (GIAA)

Economics editor Suparjo Ramalan
16/05/2023 14:12 WIB
BUMN dengan utang bernilai fantastis tersebut terdiri dari berbagai sektor bisnis. Seperti sektor infrastruktur, kelistrikan,penerbangan, perkebunan,dan lainnya
Ini Daftar Utang BUMN Bernilai Fantastis, Ada  Waskita (WSKT) hingga Garuda (GIAA) (FOTO:MNC Media)
Ini Daftar Utang BUMN Bernilai Fantastis, Ada Waskita (WSKT) hingga Garuda (GIAA) (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Sejumlah perusahaan pelat merah masih mencatatkan utang bernilai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Kewajiban tersebut dibukukan beberapa tahun lalu hingga di kuartal I/2023.

BUMN dengan utang bernilai fantastis tersebut terdiri dari berbagai sektor bisnis. Seperti sektor infrastruktur, kelistrikan, penerbangan, perkebunan, dan transportasi. 

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengaku total utang perseroan negara hingga 2022 saja sudah menyentuh Rp1.640 triliun. Angka ini naik signifikan dari tahun sebelumnya yakni Rp1.580 triliun. 

Meski utang BUMN tercatat menggunung, Erick memastikan equity perseroan juga ikut menanjak naik. 


Berikut Daftar BUMN Pemilik Utang Puluhan hingga Ratusan Triliun Rupiah:

PT Waskita Karya Tbk 

BUMN bersandi saham WSKT ini membukukan liabilitas, termasuk utang, senilai Rp 84,37 triliun per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp 83,98 triliun. 

Dari laporan keuangan pada Kuartal I/2023, WSKT mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp 21,23 triliun. Sedangkan utang jangka panjang berada di posisi Rp 63,13 triliun. 


PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 

Jumlah liabilitas, termasuk utang, Wijaya Karya mencapai Rp 55,76 triliun. Angka tersebut membuat emiten bersandi saham WIKA itu menduduki posisi kedua setelah WSKT, sebagai BUMN konstruksi dengan status terbuka (Tbk) yang membukukan utang bernilai fantastis. 

Dari laporan keuangan per 31 Maret tahun ini, WIKA mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp 34,07 triliun. Sedangkan liabilitas jangka panjang senilai Rp 21,69 triliun.

PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) 

PTPP membukukan liabilitas, termasuk utang hingga 31 Maret tahun ini senilai Rp 43,81 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp 42,79 triliun. 

Utang tersebut merupakan akumulasi dari utang jangka pendek sebesar Rp 26,61 triliun dan utang jangka panjang yang mencapai Rp 17,19 triliun. 

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) 

ADHI menduduki posisi keempat sebagai emiten konstruksi pelat merah yang mencatat utang jumbo. Dari laporan keuangan per 31 Maret 2023, utang perusahaan, termasuk liabilitas, sebesar Rp 30,29 triliun. 

Adapun utang jangka pendek perusahaan nilai Rp 23,37 triliun. Sedangkan utang jangka panjang mencapai Rp 6,91 triliun.

PT PLN (Persero) 

Hingga akhir 2022 utang PLN mencapai Rp409 triliun. Jumlah ini turun 9,1 persen dari posisi 2020 yang berada di angka Rp 450 triliun. 

Perusahaan berhasil menurunkan saldo utang sebesar Rp41 triliun. Setelah sebelumnya membayar utang periode 2020 hingga 2022 senilai Rp62,5 triliun.

PT Garuda Indonesia Tbk 

Sebelum Garuda Indonesia memperoleh kesepakatan damai atau homologasi dengan kreditur pada Juni 2022 lalu, Tim Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) mencatatkan utang emiten sebesar Rp142 triliun. 

Jumlah ini terdiri atas Daftar Piutang Tetap (DPT) lessor, DPT preferen, dan DPT non lessor. 

Dilansir dari laman PKPU Garuda, Kamis (16/6/2022), jumlah utang lessor atau perusahaan penyewa pesawat mencapai Rp104,37 triliun, DPT non lessor sebesar Rp34,09 triliun, dan DPT preferen senilai Rp3,95 triliun.

PTPN III 

Utang Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III tercatat berada di angka Rp41 triliun hingga Februari 2023. Pada 2021 lalu, utang yang dibukukan PTPN III sebesar Rp45,3 triliun. 

Sumber utang berasal dari 23 bank dengan nilai Rp41,2 triliun dan sisanya dalam bentuk surat utang. Sejak dua tahun lalu, utang perseroan tengah direstrukturisasi melalui kerja sama penandatanganan Master Amendment Agreement Transformasi Keuangan dengan sejumlah lembaga keuangan nasional.

PT KAI (Persero) 

Sejak 2020, KAI memiliki utang sebesar Rp15,5 triliun. Utang ini beragam, dari utang Rp 1,5 triliun untuk modal kerja, obligasi senilai Rp 4 triliun, utang jangka panjang Rp 10 triliun.

Perseroan tercatat mengajukan pinjaman kepada perbankan untuk biaya operasional. Di mana, manajemen mengajukan pinjaman modal kerja senilai Rp8 triliun. Meski begitu, sejak Mei 2020 nilai kredit baru digunakan perseroan sebesar Rp1,5 triliun.


(SAN)

Advertisement
Advertisement