ECONOMICS

Varian Omicron Muncul, Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Baru di RI

Komaruddin Bagja 28/11/2021 21:42 WIB

Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyebaran kasus Covid-19 yang beradal dari varian Omicron.

Varian Omicron Muncul, Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Baru di RI. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyebaran kasus Covid-19 yang beradal dari varian Omicron. Virus yang tengah merebak di kawasan Afrika ini patut diwaspadai karena diduga memiliki tingkat penularan yang tinggi.

Menteri Kesehatan, Budi Gunawan Sadikin, menjelaskan soal perkembangan varian baru Covid-19 varian Omicron. Varian Omicron ini, diidentifikasi masuk GISAID 9 November 2021 menjadi varian under investigation oleh WHO 24 November 2021 lanjut ditingkatkan pada (variant of concern/ VOC) sejak Jumat 26 November 2021.

"Loncat melewati varian of interest Indonesia menindaklanjuti tanggal 28 November, 29 November, 24 November. Jadi pesan pertama yang ingin saya sampaikan bahwa dunia dan Indonesia sekarang sudah lebih cepat dan lebih canggih mengidentifikasi varian-varian baru," kata Budi dalam Konferensi Pers mengenai Respon Pemerintah Dalam Menghadapi Varian Omicron, Ninggu (28/11/2021).

Budi menegaskan, varian baru inilah yang menyebabkan adanya lonjakan kasus aktif Covid-19. "Jadi setiap ada alfa, beta, gamma dan delta. Jadi setiap ada varian baru pasti ada lonjakan. Faktor utama itu adalah lonjakan baru. kenapa ini menjadi variant of concern cepat karena dia bermutasinya sangat banyak dan berbahaya dari varian dari sebelumnya," tambahnya.

Virus tersebut bermutasi ada sekitar 50. Sebanyak 30 mutasi ada di spike protein di mahkota corona dan 30 mahkotanya itu banyak mutasi di alfa delta beta gamma yang buruk-buruk teridentifikasi.

Mutasi yang buruk dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama, mutasi yang meningkatkan keparahan. Kelompok kedua mutasi-mutasi yang meningkatkan transmisi penularan. Kelompok ketiga adalah kelompok mutasi yang meningkat escape immunity atau bisa menghindari vaksin.

"Khusus untuk omicron ini studinya masih berjalan. Jadi jangan termakan berita hoaks yang seakan-akan mereka menjadi ahli virologi. Ini bidangnya virologi. Untuk kelompok meningkatkan keparahan sampai sekarang belum ditemukan indikasi bahwa omicron ini meningkatkan keparahan. Untuk meningkatkan transmisi penularan, kemungkinan besar tidak lebih cepat penularannya sdenag difinalisiasi. Apakah dia bica escape immunity atau menurunkan menurunkan antibodi dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya kemungkinan besar iya. Balik lagi belum dikonfirmasi," terangnya.

Budi tetap meminta masyarakat waspada adanya penularan varian Omicron. Meskipun begitu, dirinya juga mengimbau agar tetap tenang karena varian baru tersebut masih tahap penelitian. (TYO)

SHARE