ECONOMICS

Waketum Kadin Soroti Pentingnya Diversifikasi Pasar untuk Antisipasi Tarif Trump

Cahya Puteri Abdi Rabbi 18/07/2025 14:45 WIB

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Saleh Husin menyoroti rencana AS yang mengenakan tarif impor ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Waketum Kadin Soroti Pentingnya Diversifikasi Pasar untuk Antisipasi Tarif Trump. (Foto Tangkapan Layar YouTube IDXChannel)

IDXChannel - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Saleh Husin menyoroti rencana Amerika Serikat (AS) yang mengenakan tarif impor ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Dalam hal ini, Saleh menegaskan, agar Indonesia tidak boleh bersikap terlalu pasif dalam menyikapi kebijakan tersebut. Hal ini dikarenakan merek-merek tertentu seperti Nike tidak mungkin membangun pabriknya di negaranya sendiri karena biaya produksi akan menjadi jauh lebih mahal, disebabkan oleh tingginya upah buruh.

Selain itu, pekerja untuk sektor pabrik garmen juga tidak dapat ditemukan dengan mudah di AS. Akhirnya, pekerja-pekerja diambil dari wilayah Amerika Selatan, yang tentunya membuat biaya tetap tinggi.

Oleh karena itu, produksi dialihkan ke negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, India, China, Brazil, atau Afrika Selatan.

“Memang sebaiknya kita jangan terlalu nunduk. Tentu kita enggak terlalu berpengaruh sebenarnya. Yang berpengaruh paling besar adalah masyarakat Amerika sendiri. Dia akan membeli produknya yang jauh lebih mahal,” kata Saleh dalam Podcast ‘The Fundamentals’ IDX Channel, dikutip pada Jumat (18/7/2025).

Hal yang sangat dikhawatirkan dari kondisi tersebut adalah terjadinya badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada industri terkait. Sebab, semakin naik harga barang, pengurangan pemesanan tidak dapat dihindari seiring berjalannya waktu.

Dengan berkurangnya pemesanan, meskipun penurunan harga tidak memungkinkan, penurunan produktivitas akan terjadi. Dalam jangka panjang, apabila produktivitas menurun, upaya efisiensi harus dilakukan oleh industri. Efisiensi yang paling mudah dilakukan adalah melalui pengurangan tenaga kerja. Akibatnya, pada akhirnya PHK tidak dapat dihindari.

“Untuk itu, ya saya kira paling utama adalah pemerintah berkolaborasi dengan asosiasi industri untuk melakukan diversifikasi pasar yang tentu ke negara-negara non-tradisional. Seperti contoh ke negara-negara di Afrika Selatan, atau di Eropa Timur, Afrika, Amerika Selatan, atau negara-negara kawasan Asia Selatan,” ujar Saleh.

Di samping itu, keanggotaan Indonesia di BRICS harus dimanfaatkan secara maksimal untuk membuka akses pasar yang lebih luas. Negara-negara seperti India, China, Brazil, dan Rusia punya potensi besar sebagai pasar alternatif.

Namun, Saleh tidak menampik pentingnya tetap menjalin negosiasi dengan pemerintah AS. Mengingat, pabrik-pabrik padat karya dinilai sulit dibangun di negara mereka sendiri. Hal itu dikarenakan biaya produksi tidak memungkinkan untuk bersaing secara harga, disebabkan oleh mahalnya upah tenaga kerja. 

“Ruang nego perlu diplomasi tetap ada. Sambil perlahan kita melakukan diversifikasi pasar, agar ketergantungan kepada pasar Amerika ini secara bertahap berkurang,” ujar Saleh.

(Dhera Arizona)

>

SHARE