ECONOMICS

Wamen ESDM Akui Pembangkit Listrik RI Masih Didominasi Batu Bara

Atikah Umiyani 20/11/2024 16:15 WIB

Kementerian ESDM mencatat, mayoritas bauran energi primer pembangkit di Indonesia masih berasal dari batu bara hingga Agustus 2024.

Wamen ESDM Akui Pembangkit Listrik RI Masih Didominasi Batu Bara. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, mayoritas bauran energi primer pembangkit di Indonesia masih berasal dari batu bara hingga Agustus 2024.

"Penyediaan tenaga listrik masih didominasi oleh pembangkit batu bara dengan bauran sekitar 67 persen," ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot dalam sambutannya di acara Electricity Connect 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Menurut dia, realisasi ini pun tidak jauh berbeda bila dibandingkan target yang tercantum dalam APBN 2024, di mana pemerintah berharap ketersediaan energi listrik yang berasal dari batu bara itu sekitar 65 persen.

Bauran energi primer pembangkit listrik kedua berasal dari gas dengan realisasi 17 persen. Kemudian disusul PLTA sebesar 7 persen, panas bumi 5 persen, serta BBN dan BBM sebesar 4 persen.

Diungkapkan Yuliot, untuk energi baru terbarukan pemerintah memastikan akan ada pengembangan-pengembangan yang terkait dengan teknologi, serta membutuhkan pembangunan teknologi pembangkit baru dan kebutuhan investasi dam jumlah yang besar.

Selanjutnya dari sisi potensi, Yuliot menilai pemanfaatan EBT di Indonesia sejatinya masih banyak ruang pemanfaatan yang bisa dilakukan.

"Kita bisa melihat untuk surya kita memiliki potensi sebesar 3.294 gigawatt, sementara yang baru termanfaatkan itu adalah sekitar 675 megawatt," ata dia.

Bahkan untuk potens hidro, lanjutnya, Indonesia masih memiliki potensi sekitar 95 gigawatt dengan potensi yang sudah termanfaatkan sebesar 6,6 gigawatt. Untuk bioenergi, Indonesia memiliki potensi sebesar 57 gigawatt, yang baru termanfaatkan sekitar 3,4 gigawatt.

"Gasifikasi batu bara, ini ada potensi yang belum kita manfaatkan. Ya sementara di dalam pelaksananya ini kita sudah memanfaatkan gasifikasi batu bara sebesar 250 megawatt, sementara untuk angin kita memiliki potensi sekitar 155 gigawatt, baru termanfaatkan sekitar 152 megawatt," ujar Yuliot.

Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan bauran energi dari gas sebesar 17,72 persen, PLTA sebesar 6.88 persen, panas bumi sebesar 5,33 persen, BBM dan BBN sebesar 3,06 persen, biomassa sebesar 1,02 persen dan EBT lainnya sebesar 0,25 persen.

"Ya tentu dalam rangka bagaimana kita mengurangi emisi, ya khususnya emisi rumah kaca, kita mengharapkan ke depan untuk bauran energi ini bisa kita lakukan penyesuaian, jadi sehingga mayoritas energi baru terbarukan itu bisa disediakan," kata Yuliot. 

(Dhera Arizona)

SHARE