sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Hero Global Investment Incar Lokasi Potensial untuk Kembangkan Pembangkit Listrik Minihidro

Economics editor Yanto Kusdiantono
09/11/2024 21:51 WIB
Perusahaan pengembang pembangkit listrik sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), PT Hero Global Investment (HGI), terus mencari sumber-sumber potensial.
Hero Global Investment Incar Lokasi Potensial untuk Kembangkan Pembangkit Listrik Minihidro. (Foto: MNC Media)
Hero Global Investment Incar Lokasi Potensial untuk Kembangkan Pembangkit Listrik Minihidro. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Perusahaan pengembang pembangkit listrik sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), PT Hero Global Investment (HGI), terus mencari sumber-sumber potensial aliran air atau sungai untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM). Pembangkit jenis ini menjadi pilihan karena menghasilkan biaya pokok produksi (BPP) per kWh yang kompetitif dan mampu memproduksi listrik sepanjang tahun. 

“Pembangkit minihidro yang dikembangkan oleh HGI, memanfaatkan sumber daya alam berupa aliran sungai dengan skema run-off river sehingga menghasilkan energi bersih untuk peningkatan kualitas kehidupan warga yang dijangkau oleh aliran listrik yang dihasilkan,” ujar  Direktur Utama PT Hero Global Investment Robin Sunyoto di Jakarta, belum lama ini. 
 
Potensi EBT dari hidro di Indonesia berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencapai 95 Gigawatt (GW), tetapi baru dimanfaatkan sekitar 6,7 GW atau 7,1 persen. Adapun berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), per 2022, total kapasitas pembangkit EBT 12.925 MW atau 13,36 persen dari total kapasitas pembangkit. 

Sementara itu, jika melihat komposisi pembangkit EBT terdiri atas air saat ini baru sebesar 7,35 persen, panas bumi sebesar 5,48 persen dan EBT lain sebesar 0,48 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pembangkit hidro masih menjadi yang terbesar dan penopang pembangkit EBT pada saat ini.
 
Robin menambahkan, HGI akan terus mencari lokasi-lokasi potensial aliran air atau sungai di berbagai wilayah Indonesia untuk dimanfaatkan menjadi PLTM/PLTA. 

"Kata kunci bagi para IPP energi baru terbarukan yang fokus di tenaga air seperti HGI dalam pengembangan PLTM/PLTA adalah daya serap listrik (demand) dan kesiapan gardu induk serta transmisi distribusi karena umumnya PLTM/PLTA berada di rural area," tutup Robin.

Sekadar informasi, HGI melalui anak perusahaannya PT Seluma Clean Energy (SCE) saat ini mengembangkan PLTM Parmonangan-1 dan PT Bina Godang Energi (BGE) yang mengelola PLTM Parmonangan-2. Proses konstruksi PLTM Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW mulai awal 2015 dan beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada Juli 2017. Sementara itu, konstruksi PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW mulai awal 2019 hingga beroperasi secara komersial pada Mei 2021. (Wahyu Dwi Anggoro)

Advertisement
Advertisement