Inilah Pendiri Startup Zenius Indonesia yang Resmi Tutup Usai 20 Tahun Beroperasi
Pendiri startup Zenius Indonesia tengah menarik perhatian publik usai perusahaan rintisan berbasis edu tech ini dinyatakan tutup sementara.
IDXChannel – Pendiri startup Zenius Indonesia tengah menarik perhatian publik usai perusahaan rintisan berbasis edu tech ini dinyatakan tutup sementara pada Kamis (4/1/2024).
Penutupan tersebut diumumkan usai platform bimbingan belajar online yang populer ini eksis selama kurang lebih 20 tahun. Bisnis yang dimulai dari 2004 silam ini sejatinya mencatatkan perkembangan signifikan.
Namun demikian, turbulen bisnis edukasi teknologi di Tanah Air memang tidak bisa dihindari sehingga Zenius harus mengambil langkah strategis guna menghadapi tantangan ini.
Lantas, siapa pendiri startup Zenius Indonesia? Bagaimana sejarah startup ini didirikan? IDXChannel merangkum ulasan lengkapnya sebagai berikut.
Pendiri Startup Zenius Indonesia
Startup Zenius didirikan oleh Sabda Putra Subekti dan rekannya yakni Medy Suharta pada 2004. Pada awal pendiriannya, Zenius hadir sebagai pusat bimbingan belajar atau bimbel secara konvensional atau offline.
Sabda PS menjadi penggerak utama yang berkontribusi terhadap kesuksesan Zenius. Ia berperan sebagai pendiri sekaligus tutor untuk sejumlah mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, Ekonomi dan Bahasa Inggris.
Sabda PS atau yang akrab dipanggil Sabda ini merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung yang memang memiliki idealisme di bidang pendidikan. Pria kelahiran 1 Februari 1979 ini juga sempat menjalani kuliah online di dua universitas ternama lainnya yakni Universitas London mengambil Jurusan Matematika dan Filsafat serta Universitas Oxford mengambil Jurusan Antropologi.
Gagasan mengenai Zenius sendiri lahir dari keresahan yang dirasakan oleh Sabda akan pendidikan di Indonesia. Ia melihat banyak teman-temannya yang memiliki mimpi untuk kuliah ke luar negeri namun skor kelulusannya lebih rendah dibanding negara lain. Dari sinilah Sabda berinisiatif untuk memulai bisnis bimbingan belajar Zenius ini.
Dengan tekad yang kuat, Sabda bersama Medy Suharta merintis Zenius pada 2004 secara offline. Selang satu tahun, Sabda dan Medy mengembangkan format bimbelnya dengan menawarkan paket belajar yang direkam dalam bentuk disk, baik CD ataupun DVD. Hingga akhirnya pada 2007, Zenius secara resmi berdiri sebagai badan hukum perseroan terbatas dengan nama PT Zenius Education.
Berkat ketekunan Sabda dan Medy, Zenius pun bisa menjadi pelopor startup edu tech di Indonesia yang berhasil menarik audiens secara luas. Dari yang awalnya hanya menyediakan format CD, Zenius mulai berkembang ke arah digital hingga membuat website zenius.net yang menjadi cara baru agar pelajar bisa belajar lebih fleksibel.
Seiring berjalannya waktu, Zenius pun berhasil menarik lebih banyak pengunjung hingga bisnisnya berkembang pesat. Zenius bahkan mampu mengakuisisi Primagama serta memperoleh pendanaan mencapai puluhan juta dolar dari investor ternama seperti Northstar Group, Alpha JWC Ventures, Kinesys Group, BeeNext, OpenSpace Ventures, hingga MDI Ventures.
Northstar Group sendiri diketahui memberikan suntikan dana kepada Zenius dengan nilai mencapai USD20 juta. Berdasarkan catatan Crunchbase, Zenius juga berhasil menuntaskan aksi penggalangan dana (fundraising) sepanjang 2019 sampai 2021. Sebelum Northstar, beberapa nama investor ternama Alto Partners Multi-Family Office juga menyuntikkan dana pada Juli 2019 dengan nilai yang dirahasiakan. Selanjutnya, kelompok investor yang dipimpin oleh BEENEXT juga dikabarkan memberikan pendanaan hingga mencapai USD20 juta.
Itulah ulasan mengenai pendiri startup Zenius Indonesia yang mengumumkan penutupan operasional sementara beberapa waktu lalu. Kabar ini pun cukup mengejutkan mengingat startup edukasi ini telah beroperasi sejak lama.