Saluran Distribusi Online Baru Berkontribusi 10 Persen pada Industri Film Indonesia
Pendistribusian film melalui chanel digital tetap tidak bisa menggantikan kerugian yang dialami pengusaha bioskop saat pandemi.
IDXChannel - Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia Edwin Nazir mengatakan pendistribusian film melalui chanel digital tetap tidak bisa menggantikan kerugian yang dialami pengusaha bioskop saat pandemi.
Menurutnya kontribusi dari pendistribusian film secara online hanya 10% dari seluruh kebutuhan industri perfilman.
"Sehingga kalau itu menjadi chanel distribusi yang sekarang disasar oleh teman-teman di film, mungkin itu hanya bisa menampung sekitar 10% dari seluruh kebutuhan industri," ujarnya dalam Market Review IDXChanel, Jumat (1/10/2021).
Edwin menjelaskan industi film nasional saat ini masih menggantungkan pendapatannya ekonominya dari menjalankan operasional bioskop. Bioskop bukan hanya sekedar sebagai medium pendistribusian film saja, namun melahirkan satu kesatuan ekosistem ekonomi.
Misalnya dari sisi pegawai bioskop yang mayoritas adalah pekerja harian dan pekerja kontrak, jadi ketika bioskop menghadapi penutupan, praktis banyak pegawai yang dirumahkan.
Dalam kesempatannya Edwin juga menceritakan bagaimana besarannya kerugian yang dialami oleh seluruh bioskop ditanah air ketika dipaksa tutup selam 9 bulan lamanya.
Menurut Edwin, dampak penutupan itu membuat bioskop kehilangan potensi pendapatannya hingga Rp2 triliun.
Pasaslnya sebelum pandemic penton film nasional mencapai 52 juta penonton setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun 2020, bioskop hanya dizinkan selama 2,5 bulan dengan jumlah penonton hanya 12 juta.
Jika harga tiket penonton selama tahun 2020 dianggap sama dengan tahun 2019, walaupun menurut edwin berpotensi ada peningkatan, itu menimbulkan kerugian yang cukup dalam.
"Jadi kalau kita menghitung 40 juta penonton itu dengan potensi pendapatan penjualan tiket bioskop dengan angka rata-rata Rp40 sampai Rp50 ribu, artinya itu saja sudah hampir Rp2 triliun potensi ekononi yang hilang selama tahun 2020, itu belum menghitung penjualan ke platform digital dan chanel distribusi lainnya," pungkasnya. (TIA)