Tolak Membayar, Facebook Blokir Berbagi Konten Berita Media Australia
Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah, Facebook memutuskan menutup semua konten berita dari platform mereka.
IDXChannel - Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah, Facebook memutuskan menutup semua konten berita dari platform mereka. Alhasil, para pengguna Facebook di Australia kini tidak bisa lagi membagikan atau membaca berita yang biasanya muncul di "linimasa" mereka.
Tindakan ini dilakukan lantaran Facebook menentang rencana regulasi yang mewajibkan seluruh platform media sosial membayar setiap konten berita kepada penerbit. Aturan baru itu raksasa teknologi, seperti Facebook, membayar unggahan berita ke outlet berita Australia untuk konten mereka.
Tidak hanya orang-orang yang berada di negeri Kangguru saja, kebijakan yang diambil Facebook juga mencegah orang di luar Australia melakukan hal yang sama. Meski demikian, pemerintah setempat mengaku telah mengadakan pembicaraan konstruktif dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Menteri Komunikasi Australia, Paul Fletcher, mengatakan Facebook harus berpikir sangat hati-hati tindakan mereka yang dapat merusak reputasi dan kedudukannya.
Meski demikian, Facebook menyebut rancangan undang-undang Australia itu salah memahami hubungan antara platform dengan penerbit. Justru, para penerbit menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten mereka kepada publik.
Atas alasan itu, Facebook mengaku sedang menghadapi pilihan sulit, mencoba untuk mematuhi undang-undang, atau melarang konten berita pada layanannya di Australia. Dan merekapun memutuskan untuk memilih yang terakhir.
Raksasa media sosial itu mengaku sudah memberikan penjelasan selama berbulan-bulan bahwa pertukaran nilai antara Facebook dan penerbit berjalan sesuai dengan keinginan penerbit, yang berarti sangat jauh berbeda dengan asumsi ke dalam undang-undang tersebut kepada arbiter.
"Kami memahami banyak yang akan bertanya mengapa platform mungkin merespons secara berbeda," kata pernyataan Facebook.
"Jawabannya adalah karena platform kami memiliki hubungan yang berbeda secara fundamental dengan berita. Sedangkan Google Search terkait erat dengan berita dan penerbit tidak secara sukarela menyediakan kontennya" lanjut pernyataan Facebook. (TYO)