Heboh Soal Perekrutan, Ini Sosok Pendiri JNE hingga Jadi Pebisnis Sukses
Gara-gara iklan lowongan kerja yang dinilai diskriminatif, Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) kini tengah menjadi perbincangan publik.
IDXChannel - Gara-gara iklan lowongan kerja yang dinilai diskriminatif, Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) kini tengah menjadi perbincangan publik. Namun, tak banyak yang tahu sosok pendiri yang kini sudah bertransformasi menjadi seorang pebisnis sukses.
Dia adalah Djohari Zein, pebisnis sukses yang mendirikan JNE. Mengutip laman dhojarizein.com, Rabu (8/12/2021), Djohari lahir di Medan, 16 April 1954. Dirinya menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti pada tahun 1973 hingga 1976.
Setelah selesai bersekolah, Johari sempat bekerja di Jakarta Hilton International sebagai Front Office Cashier Supervisor pada 1976. Lalu, kariernya dilanjutkan sebagai Operations Manager di TNT/Skypak International Jakarta pada 1980 dan General Manager di Pronto Rekakurir Jakarta pada 1984.
Barulah pada tahun 1990, dirinya turut mendirikan perusahaan pengiriman barang TIKI JNE Indonesia sebagai Founder dan Executive Director. Sejak 2016, Djohari menjabat sebagai Presiden Komisaris di perusahaan yang dia dirikan.
Tak cuma di JNE, dirinya juga mendirikan perusahaan lain seperti GBMI, Omiyago, Kolase, Gorila, Alien dan Paxel. Djohari turut aktif dalam kegiatan filantropi dengan membangun Yayasan Johari Zein tahun 2017 lalu.
Yang menarik, Djohari ialah seorang mualaf. Dalam video kanal YouTube Coach Yudi Candra, diketahui dirinya memeluk agama Islam ketika hendak menikah dengan istrinya saat ini. Setelah itu, pekerjaannya terasa lebih lancar.
"Justru saya merasa, lingkungan tempat saya masuk, jadi Islam, kelihatan lebih welcome, dan banyak yang siap memberi ilmunya dan membantu," ujarnya.
Djohari juga mengatakan, dalam membangun JNE, dirinya menggunakan konsep manajemen spiritual, dimana tidak hanya berfokus mencari keuntungan namun juga melakukan kebaikan kepada sesama. Misalnya, dengan memberi santunan kepada anak-anak yatim piatu.
"Tidak hanya santunan, kita ajak mereka ke restoran, duduk di mall, nonton bareng, bahkan kita ajak mereka juga belanja. Dan itu menyenangkan juga untuk mereka. Banyak program kita," katanya.
Menurutnya, ajaran sedekah dalam Islam membawa kesejahteraan pada hidup dan kariernya. Terbukti dengan penjualan JNE yang meningkat setelah adanya krisis ekonomi 1998.
"Pada saat 1998 kita bantu orang-orang jualan. Tanpa disadari, di tahun 2000 kita sudah lihat online selling, dan di tahun 2010 kita sudah bisa jualan Rp1 triliun per tahun, lalu naik 30%-40% tiap tahunnya," katanya. (TYO)