INSPIRATOR

Kisah Omar Karim Prawiranegara, Pendiri Dua Coffee yang Sudah Go Internasional

Shifa Nurhaliza Putri 24/07/2022 08:02 WIB

Omar Karim Prawiranegara, anak muda pendiri Dua Coffee yang sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Kisah Omar Karim Prawiranegara, Pendiri Dua Coffee yang Sudah Go Internasional. (Foto: Omar Karim Prawiranegara)

IDXChannel - Omar Karim Prawiranegara, anak muda pendiri Dua Coffee yang sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Sebelumnya, pada akhir tahun 2016, Omar Karim Prawiranegara yang telah kembali berkarir di beberapa perusahaan multinasional FMCG memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan sendiri.

Omar kemudian menikah dengan Rinaldi Nurpratama, teman sekelasnya saat kuliah di Universitas Padjajaran Bandung. Kemudian mereka membangun sebuah kedai kopi bernama Dua Coffee di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Februari 2016 Duo Coffee akan membuka cabang di Washington DC, USA. 

Peluang ini bermula ketika Dua Coffee diundang Kementerian Pariwisata RI untuk mendukung pariwisata Indonesia di ajang New York Tourism Fair, untuk segmen kopi pada 2018. Ternyata booth mereka mendapat sambutan antusias dari pengunjung. 

Awal berdirinya kedai kopi di Washington DC ini berawal dari perbincangan santai antara Omar, sang pendiri, dan Irfan Ihsan. Dari acara ini, Coconut Coffee diperkenalkan oleh kantor berita VOA dan diundang ke Washington DC. Mereka bertemu dengan investor di sana, yang kemudian mengundang mereka untuk membuka cabang di sana. 

Karena nyalinya, Omar mengaku yakin bisa membuka cabang di DC bersama Irfan dan Vivit, bersama rekannya Rinaldi Nurpratama. Mereka akhirnya bisa bersaing dengan kedai kopi internasional negeri Paman Sam per September 2019.

Mempertahankan kedai kopi yang tidak jauh dari Gedung Putih memang tidak mudah. Juni lalu mereka terkena Blackout Tuesday, kafe dirusak oleh massa dan menyebabkan kerusakan di banyak sisi. Omar mengakui bahwa memulai bisnis bukanlah hal yang mudah. Bahkan, mereka mengalami penantian kopi dengan hanya dua tamu. Namun, hal tersebut tidak membuat mereka patah semangat. Mereka akhirnya memutuskan untuk pindah dari lokasi pertama Cipete Dalam ke Cipeter Raya. 

Dengan lokasi yang lebih strategis dan ruang yang lebih besar, Kopi Kelapa juga menarik pelanggan. Kini, Kopi Kelapa bisa terjual 300 hingga 400 cangkir per hari. Saat ini penjualan toko tersebut mencapai Rp400 juta per bulan, kata Omar.

Sebagai seorang pengusaha, Omar menyadari bahwa dalam bisnis selalu ada persaingan. Bahkan di industri kopi. Bahkan, ada sekitar 32 kedai kopi di kawasan Duo Coffee. Tapi sekali lagi bagi Omar, industri kopi hangat dan ada persaingan yang sehat. (SNP)

SHARE