5 Tips Hadapi ARA dan ARB Simetris, Pahami Sebelum Trading
Tips hadapi ARA dan ARB simetris bisa dilakukan investor dengan mudah dan penuh dengan perhitungan.
IDXChannel – Tips hadapi ARA dan ARB simetris bisa dilakukan investor dengan mudah dan penuh dengan perhitungan. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memberlakukan batas auto rejection atas atau ARA dan auto rejection bawah atau ARB maksimal sebesar 35 persen.
Jika saham bergerak dalam kisaran persentase tersebut, baik naik maupun turun, maka harga saham tersebut tetap berada dalam batas maksimal nilai ARA dan ARB. Batasan ini dibuat untuk melindungi investor dari fluktuasi harga yang ekstrim.
Lantas bagaimana tips hadapi ARA dan ARB simetris? Simak penjelasan yang dihimpun tim IDX Channel.
Tips Hadapi ARA dan ARB Simetris Ala Ellen May
Berdasarkan laman IDX Channel yang dilansir dari pernyataan Founder dan CEO Emtrade Ellen May. Dijelaskan, pada Bursa luar negeri tidak ada batasan ARA atau ARB selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Pembatasan tersebut hanya diterapkan di Indonesia dengan tujuan melindungi investor. Penerapan ARB simetris yang lebih luas tidak selalu menimbulkan risiko signifikan bagi investor, katanya.
Ellen May mengatakan, “jika sebelumnya saham yang ARB hingga 7% pun sering jatuh berkali-kali sama saja punya saham itu tak bisa keluar. Tapi kalau Investor kembali ke 35% jatuhnya, apakah besok bisa langsung naik? Belum tentu juga,” kata Ellen dari Instagram resminya.
Ellen May memberikan lima tips kepada investor untuk hadapi perubahan ARA dan ARB simetris. Berikut lima tipsnya:
1. Pilih saham dengan modal tinggi dan likuiditas tinggi. Semakin rendah nilai suatu saham maka semakin mudah untuk tumbuh, tumbuh dan melampaui harga sahamnya. Kapitalisasi adalah jumlah saham beredar dikalikan dengan harga saham.
2. Jangan langsung tamak dan gegabah membeli saham ARA. Karena mudahnya bertindak untuk ARA, maka mudah juga mendapatkan ARB.
3. Proporsi trading saham-saham yang membuat voalitas saham menurun. Karena ARB dan ARA bersifat simetris, bobot trading harus dikurangi jika investor belum siap untuk mengurangi kerugiannya, terutama investor ritel,
4. Menyusun ulang portofolio. Investor dapat menjual saham ketiga dan secara bertahap mengisinya dengan saham-saham yang kapitalisasi dan likuiditasnya lebih baik.
5. Jangan alergi terhadap cut loss. Perlu dicatat bahwa berinvestasi dan trading saham mengandung risiko. (SNP)