6 Saham Bank Digital di Bursa Efek Indonesia, Inilah Daftar dan Jenis Produknya
Terdapat sejumlah bank digital di Indonesia yang sahamnya dapat diperjualbelikan, Superbank akan menjadi emiten bank digital baru pada Desember 2025.
IDXChannel—Simak daftar dan profil singkat saham bank digital di Bursa Efek Indonesia. Terdapat sejumlah bank digital di Indonesia yang sahamnya dapat diperjualbelikan oleh masyarakat umum.
Bank digital adalah bank yang sepenuhnya beroperasi secara digital, tanpa kantor cabang dan tanpa proses administrasi manual (fisik). Bank digital mengandalkan aplikasi mobile banking untuk memberikan layanan kepada nasabahnya.
Bank konvensional juga menyediakan kanal digital berupa mobile banking dan internet banking untuk tujuan yang sama, tetapi pengurusan administrasi tertentu di bank konvensional masih memerlukan kantor cabang.
Dari segi pinjaman, bank digital juga memberikan produk kredit yang segmen nasabahnya relatif terbatas, yakni pada segmen UMKM atau perorangan. Sedangkan bank konvensional bisa memberikan pinjaman bernilai besar untuk nasabah korporasi.
Namun bank digital lebih digemari nasabah dari kalangan anak muda. Selain proses pendaftaran yang ringkas, layanan perbankannya juga tidak mengharuskan nasabah untuk mendatangi kantor cabang sama sekali.
Lalu apa saja saham bank digital di bursa efek? Berikut ini adalah daftar saham bank digital di Bursa Efek Indonesia.
Daftar Saham Bank Digital di Bursa Efek Indonesia
1. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)
Bank Neo Commerce sebelumnya pernah beroperasi dengan dengan Bank Yudha Bhakti, perusahaannya sudah beroperasi sejak 1989. Namun transformasinya ke sistem bank digital baru terlaksana bertahun-tahun setelahnya.
BBYB populer di kalangan anak muda. Jumlah nasabahnya mencapai lebih dari 23 juta orang pada 2023, penyaluran kreditnya pada periode ini juga mencapai Rp10,11 triliunan. BBYB memiliki dua segmen nasabah, yakni individu dan korporasi. ‘
Neo Commerce menyediakan tabungan, deposito, pinjaman, dan pembayaran. Pada segmen korporasi, BBYB menyediakan simpanan, pinjaman, cash management, dan API banking.
2. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI)
Allo Bank Indonesia sebelumnya beroperasi dengan nama Bank Arta Griya, berdiri pada 1992. Perusahaannya kemudian diakuisisi oleh PT Mega Corpora pada 2021 dan akhirnya resmi berganti nama sebagai Allo Bank.
Allo Bank menyediakan produk simpanan berupa tabungan dan deposito, serta produk pinjaman berupa kredit instan dan paylater. Di luar produk perbankan, BBHI juga menawarkan program loyalitas nasabah yang terintegrasi dengan ekosistem CT Corpora.
3. PT Bank Jago Tbk (ARTO)
Bank Jago adalah salah satu bank digital yang populer di kalangan nasabah muda. Bank Jago menyediakan fitur dompet virtual pada akun rekening nasabah, di mana nasabah dapat mengalokasikan uang sesuai kebutuhan.
Bank Jago sudah ada sejak 1992 dan dulunya bernama Bank Artos Indonesia, milik seorang pengusaha tekstil di Jawa Barat. Lalu melantai di bursa efek pada 2016. Bank Jago sempat dikendalikan oleh Jerry Ng dan Patrick Sugito Walujo.
ARTO menyediakan produk tabungan dan deposito. Bank ini tidak memiliki produk pinjamannya sendiri, adapun kredit yang disediakan bekerja sama dengan pihak ketiga (Kredit Pintar).
Salah satu keunggulan Bank Jago adalah fitur digital pada aplikasi yang inovatif dan layanan ekstra bagi nasabahnya seperti penerbitan kartu debit, tagih uang, analisis pengeluaran, dan amal.
4. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)
Bank Raya Indonesia adalah bank digital bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Bank ini berdiri pada 1989, didirikan oleh Dana Pensiunan Perkebunan. Lalu menjadi bank umum pada 2003.
Lalu AGRO diakuisisi oleh BBRI pada 2011. Saat ini AGRO menyediakan produk simpanan, pinjaman personal, dan pinjaman bisnis. Produk simpanannya tersedia dalam beberapa jenis sesuai kebutuhan nasabah.
Fungsinya kurang lebih sama seperti fitur dompet virtual pada bank digital lain. Saku Jaga untuk dompet dana darurat, Saku Bujet untuk dompet bujet, Saku Bareng untuk tabungan bersama, dan sebagainya.
Pinjaman personalnya mencakup layanan paylater, pinjaman multiguna, dan pinjaman untuk karyawan tetap.
5. PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK)
Bank Aladin Syariah adalah bank digital syariah pertama di Indonesia. Perusahaannya berdiri pada 1994 dan sempat beroperasi dengan nama Bank Net Indonesia Syariah. Saat ini kepemilikannya berada di tangan Aladin Global Ventures.
BANK menyediakan layanan premium (eksklusif), produk simpanan berupa rekening biasa, deposito, tabungan haji, tabungan umrah, dan sebagainya. Segmen nasabahnya terdiri dari perorangan dan bisnis.
6. PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)
Bank Amar Indonesia sudah berdiri sejak 1991, tetapi bertransformasi dan diluncurkan kembali sebagai Bank Amar pada 2015. Bank ini mempelopori fintek lewat platform pinjaman digital Tunaiku.
Segmen nasabah Bank Amar ada dua, yakni nasabah ritel dan nasabah bisnis. Untuk nasabah ritel, produk yang disediakan antara lain simpanan dan pinjaman. Simpanan Bank Amar dikemas dalam bentuk tabungan proteksi, tabungan celengan, dan sebagainya.
Pada Desember mendatang, PT Super Bank Indonesia akan resmi melantai di bursa dan akan menambah deretan bank digital yang melepas sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Saham Superbank akan diperdagangkan dengan kode SUPA.
Itulah 6 saham digital di Bursa Efek Indonesia.
(Nadya Kurnia)