MARKET NEWS

Analis Sebut Pelarangan Ekspor Batu Bara  Berdampak pada Perusahaan dan Harga

Anggie Ariesta 04/01/2022 17:04 WIB

Sejumlah saham batu bara hari ini melakukan pembalikkan harga setelah pada perdagangan kemarin kompak ambles.

Analis Sebut Pelarangan Ekspor Batu Bara  Berdampak pada Perusahaan dan Harga

IDXChannel - Sejumlah saham batu bara hari ini melakukan pembalikkan harga setelah pada perdagangan kemarin kompak ambles. Hal itu karena beberapa perusahaan menegaskan bahwa akan mengikuti kebijakan pemerintah untuk menunda ekspornya hingga akhir Januari 2022.

Chief Equity Officer Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony menuturkan bahwa pelarangan ekspor batu bara memang berdampak pada dua sisi, yaitu perusahaan dan harga.

"Untuk pembatasan ekspor sendiri kalau kita lihat sebenernya ada dua sisi, sisi pembatasan tuh secara jangka pendek tentu akan mengakibatkan perusahan yang ekspor akan cenderung menahan untuk tidak ekspor, dan yang kedua dengan adanya pembatasan ini supply batu bara sendiri di dunia akan cenderung berkurang sehingga akan menaikkan harga batu bara itu sendiri," katanya dalam 2nd Session Closing IDX, Selasa (4/1/2022).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, langkah pelarangan ekspor ini perlu dilakukan supaya kondisi pasokan batu bara dalam negeri untuk PLN dalam kondisi kritis. Menurutnya, jika larangan ekspor tidak dilakukan, hampir 20 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan daya sekitar 10.850 megawatt akan padam dan berpotensi mengganggu kestabilan perekonomian nasional.

Jadi, menurut Chris, ketentuan tersebut tentu ada dampak plus dan minusnya jika dilihat tujuannya adalah untuk memenuhi penggunaan dari PLTU dalam negeri.

"Nah penggunaan PLTU dalam negeri batu baranya itu tidak sebanyak yang diekspor, jadi memang dengan adanya concern beberapa perusahaan mungkin akan memfokuskan lebih kepada PLTU nah sisanya tentu yang akan dapat diekspor," jelas Chris.

Usai ketentuan tersebut berjalan, memang pada awal perdagangan bursa sejumlah saham batu bara kompak terkoreksi. Namun, hari ini beberapa saham berhasil rebound.

"Dengan adanya sisi ini kalau saya melihat penurunan dari harga saham batu bara itu sendiri ya merupakan suatu kesempatan ya karena disisi lain harganya tentu akan meningkat dan at least penjualan batu baranya akan tetap lancar," kata Chris.

Akhir pekan lalu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menghentikan sementara ekspor batu bara selama sebulan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pasokan batu bara ke pembangkit listrik, yang pasokannya semakin menipis.

Namun masalahnya, Indonesia adalah negara eksportir batu bara terbesar dunia. Pada 2019, Indonesia mengirim 455 juta ton batu bara ke pasar global.

Tanpa pasokan dari Indonesia, tidak sedikit negara yang bakal kerepotan. Di China, batu bara asal Indonesia berkontribusi terhadap 70-80% total impor. Sementara di India diperkirakan mencapai 45-50% batu bara asal Indonesia.

Tahun lalu, kelangkaan pasokan energi menyebabkan harga sejumlah komoditas naik, termasuk batu bara. Keputusan pemerintah Indonesia berpotensi bakal menyebabkan hal serupa.

(NDA)

SHARE