AS Berencana Hentikan Ekspor, Harga Minyak Dunia Terkoreksi
Harga minyak mentah mengalami koreksi, salah satu sentimennya berasal dari langkah pemerintah AS untuk menghentikan ekspor.
IDXChannel - Harga minyak mentah mengalami koreksi, salah satu sentimennya berasal dari langkah pemerintah AS untuk menghentikan ekspor dan menggunakan seluruh cadangan negara untuk kepentingan internal.
Alhasil, dalam perdagangan yang berlangsung Senin (15/11) ini membuat harga minyak dunia ikut tertekan. Hal itu juga terjadi akibat ekspektasi persediaan yang lebih tinggi dan melemahnya permintaan.
Hingga pukul 11:10 WIB, minyak mentah berjangka jenis Brent tergelincir -0,90% di harga USD81,43 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) juga anjlok -0,90% di USD78,97 per barel.
Kedua acuan tersebut telah merosot selama tiga pekan terakhir, mendapat hantaman dari penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) dan terguncang isu pemerintahan Presiden Joe Biden akan melepaskan minyak dari cadangan strategisnya untuk menstabilkan harga.
"Gedung putih sedang memperdebatkan bagaimana mengatasi kenaikan inflasi, di mana sejumlah pejabat menyerukan agar cadangan strategis dipakai atau menghentikan ekspor AS," kata Analis ANZ dalam sebuah laporan, dilansir Reuters, Senin (15/11/2021).
Pada pekan ini, perusahaan energi di AS bakal menambahkan jumlah rig minyak dan gas alam untuk pekan ketiga berturut-turut. Hal ini akan memacu peningkatan produksi minyak kedepannya.
Baker Hughes Co mengatakan bahwa jumlah rig minyak dan gas naik menjadi 556 hingga 12 November kemarin. Ini merupakan level tertingginya sejak April 2020.
Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) telah memangkas proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal keempat sebesar 330.000 barel per hari. Adapun alasannya adalah karena tingginya harga energi menghambat pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Rosneft Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia setelah Aramco, pada Jumat lalu telah memperingatkan akan bahaya potensi super siklus di pasar energi global yang dapat meningkatkan harga karena permintaan melebihi pasokan. (TYO)