Atasi Krisis Energi, AS Kirim Lebih Banyak LNG ke Eropa
Produsen gas alam cair (LNG), Amerika Serikat (AS), terus meningkatkan ekspor ke Eropa sepanjang September 2022. Bahkan jumlahnya mencapai 70% dari produksi.
IDXChannel - Produsen gas alam cair (LNG), Amerika Serikat (AS), terus meningkatkan ekspor ke Eropa sepanjang September 2022. Bahkan pengiriman LNG ke Benua Biru meningkat meski sempat terjadi penutupan pabrik LNG akibat kebakaran.
Kebakaran yang terjadi pada eksportir terbesar kedua Amerika Serikat, Freeport LNG, pada Juni lalu menyebabkan produksi di bawah kapasitas penuhnya. Bahkan ketika permintaan dan harga gas melonjak dari Eropa yang mencari alternatif gas Rusia.
Menurut data yang dikutip dari Reuters, sebanyak 87 kargo telah dikirimkan dari pelabuhan AS bulan lalu yang membawa 6,3 juta ton (mt) LNG. Jumlahnya sedikit lebih besar dari 6,25 mt Agustus, tetapi di bawah lebih dari 7 mt per bulan yang diekspor awal tahun ini.
Hampir 70% kargo, atau 4,37 mt, menuju ke Eropa, naik dari masing-masing 56% dan 63%, dalam dua bulan sebelumnya. Pengiriman yang lebih tinggi ke Eropa meninggalkan lebih sedikit kargo untuk Asia, Amerika Latin dan Karibia bulan lalu.
Di sisi lain, harga gas alam spot AS di Henry Hub naik pada September menjadi USD7,88 per juta British thermal unit (mmBtu), tertinggi sejak 2008 karena melonjaknya harga global membuat permintaan LNG AS tetap kuat.
Harga gas Eropa rata-rata jauh lebih tinggi, yaitu USD57,90 per mmBtu pada bulan yang sama, selama ketegangan atas kebocoran pipa Nord Stream 1 dan 2 di Laut Baltik.
Perusahaan energi AS mengirim 11,5 miliar kaki kubik per hari (bcfd) gas ke tujuh pabrik pencairan besar negara itu pada bulan September untuk diubah menjadi LNG untuk ekspor selama kekhawatiran krisis energi di Eropa.
Pemadaman Nord Stream pasti akan mempengaruhi pasokan gas Eropa musim dingin ini. "Tetapi yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak pada persediaan penyimpanan gas menjelang musim dingin mendatang,” kata analis Rystad Energy Emily McClain dalam sebuah catatan kepada klien kepada Reuters dikutip Selasa (4/9/2022).
Pada bulan Agustus, Freeport LNG menunda pembukaan kembali sebagian fasilitasnya hingga November, dengan tujuan mencapai kapasitas penuh pada Maret 2023.
Setelah Freeport kembali normal, kapasitas ekspor AS diperkirakan tidak akan banyak meningkat hingga terminal baru selesai dibangun. Fasilitas LNG Cove Point di Maryland diharapkan offline bulan ini untuk pemeliharaan tahunan yang direncanakan.
Tetapi secara global, investasi dalam infrastruktur LNG baru akan meningkat menjadi USD42 miliar pada tahun 2024, menurut penelitian Rystad. Investasi itu akan menjadi 20 kali lipat dari jumlah pada tahun 2020 ketika hanya USD2 miliar yang digunakan untuk pengembangan LNG.
Rystad memproyeksi fasilitas baru ini akan membantu menggandakan total pasokan LNG menjadi sekitar 636 juta ton pada tahun 2030.
(FRI)