MARKET NEWS

BBM Naik, Pegang Saham Emiten Kurir Cuan atau Malah Boncos?

Melati Kristina - Riset 13/09/2022 16:53 WIB

Naiknya BBM menyebabkan saham emiten kurir terkontraksi berjamaah. Kendati demikian, saham Satria Antaran Prima (SAPX) jadi yang paling unggul dalam sektor ini.

BBM Naik, Pegang Saham Emiten Kurir Cuan atau Malah Boncos? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi sentimen negatif bagi pergerakan saham sektor transportasi termasuk logistik kurir dalam sepekan terakhir.

Pada Senin (5/9), Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sektor transportasi dan logistik (IDXTRANS) mengalami kemerosotan paling tajam di antara sektor lainnya, yakni mencapai minus 1,80 persen seiring diumumkannya kenaikan BBM pada Sabtu (3/9).

Di samping itu, saham emiten sektor ini juga ikut terkoreksi pada perdagangan Senin (5/9). PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR) memimpin saham transportasi dan logistik kurir dengan kontraksi terdalam. Adapun BEI mencatat, saham BPTR ambles hingga minus 6,67 persen.

Menyusul BPTR, kinerja saham dua emiten logistik kurir juga merosot di perdagangan hari itu. PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) turut ambles di minus 6,25 persen pada Senin (5/9). Harga saham pemilik layanan kurir Garuda Express Delivery atau GED tersebut turun menjadi Rp525/saham.

Sementara saham emiten logistik kurir lainnya yakni , PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) juga terperosok sebesar minus 5,14 persen. Menurut data BEI, harga saham emiten induk perusahaan kurir Anteraja tersebut anjlok menjadi Rp1.385/saham.

Kinerja Saham Sepekan Masih Negatif

Di samping mengalami penurunan tajam pada Senin (5/9) pekan lalu, kinerja saham emiten sektor logistik kurir dalam sepekan terakhir belum kunjung pulih.

Merujuk pada data BEI di penutupan Selasa (13/9), saham ASSA dalam sepekan terkontraksi hingga minus 4,06 persen. Ini menjadi emiten sektor logistik kurir yang kinerjanya paling ambles dibanding emiten lainnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

Walaupun memang, harga saham ASSA di hari ini, Selasa (13/9) melesat hingga 6,38 persen atau naik 90 poin di level Rp1.500/saham, performa sahamnya secara year to date(YTD) masih memerah hingga minus 54,82 persen.

Menyusul ASSA, saham emiten logistik kurir lainnya juga masih memerah dalam sepekan terakhir, yaitu SAPX dan TNCA. Per Selasa (13/9), saham SAPX memerah di minus 0,84 persen. Kendati demikian, SAPX mengalami kontraksi yang paling rendah dibanding emiten logistik kurir lainnya.

Secara YTD, kinerja saham SAPX juga masih terkontraksi hingga minus 24,70 persen pada perdagangan Selasa (13/9).

Ditelisik dari laporan keuangannya,emiten logistik ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp294,69 miliar di semester I-2022 dengan pertumbuhan sebesar 8,58 persen.

Akan tetapi, laba bersih SAPX turun signifikan hingga minus 52,04 persen menjadi Rp8,46 miliar di semester I-2022.

Selain SAPX, TNCA juga ikut emiten logistik kurir yang sahamnya negatif selama sepekan terakhir. Menurut data BEI, saham TNCA hari ini ditutup memerah hingga minus 1,20 persen. Sedangkan kinerja sahamnya sepanjang 2022 juga masih minus sebesar 80,63 persen.

Emiten kurir terakhir yang sahamnya merosot dalam sepekan terakhir adalah PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) yang sahamnya turun hingga minus 3,23 persen.

Kendati sahamnya memerah, dalam sebulan terakhir performa saham KJEN masih tumbuh hingga 15,69 persen. Namun demikian, saham KJEN secara YTD terperosok hingga minus 89,27 persen.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE