Begini Dampak Kenaikan BBM Bagi Bisnis Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
Analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas Henry Tedja menilai, kenaikan harga BBM diprediksi bisa mendorong kenaikan inflasi dan suku bunga acuan Bank Indonesia.
IDXChannel - Analis pasar modal PT Mandiri Sekuritas Henry Tedja menilai, kenaikan harga BBM diprediksi bisa mendorong kenaikan inflasi dan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Namun demikian, dampaknya cukup terkendali bagi bisnis perusahaan menara telekomunikasi seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel.
Prediksi itu dikarenakan MTEL memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan telekomunikasi yang mempunya neraca keuangan yang kuat, terutama setelah dilakukan konsolidasi di industri.
“Secara struktur biaya, industri menara yang bersifat capital intensive (padat modal) juga memiliki pengeluaran yang relatif tetap. Hal ini tercermin dari pendapatan sebelum bunga, pajak depresiasi dan amortisasi (EBITDA) margin perusahaan menara yang cukup tinggi di kisaran 80% termasuk Mitratel. Karena itu kami melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja perusahaan relatif terbatas,” ujar Henry Rabu, (7/9/2022).
Meski begitu, dia mengingatkan kenaikan harga BBM bisa berpengaruh terhadap valuasi atau harga saham perusahaan. Sebab valuasi perusahaan menara seperti Mitratel, cenderung berbanding terbalik dengan inflasi atau suku bunga. Hal ini karena relatif tingginya leverage yang dimiliki oleh perusahaan menara.
Adapun posisi Mitratel cukup baik mengingat tingkat leveragenya dibawah rata-rata industri. “Akibatnya, kenaikan inflasi atau suku bunga akan memiliki pengaruh bagi saham industri menara telekomunikasi,” terangnya.
Henry memperkirakan dalam jangka pendek, tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga akan memberi sentimen bagi Mitratel. Namun dia memprediksi outlook perusahaan tetap positif dalam jangka menengah, terlebih setelah perusahaan mengakuisisi 6.000 menara milik Telkomsel.
“Hal ini akan mendukung pertumbuhan pendapatan dan EBITDA perusahaan dalam jangka menengah. Kami masih merekomendasikan BUY untuk saham Mitratel dengan target harga di Rp950 per saham,” ujar dia menambahkan.
Tercatat, pada penutupan perdagangan Senin (5/9/2022), harga saham MTEL di level Rp800 atau melemah 0,6 persen dibandingkan Jumat akhir pekan lalu. Namun dalam sepekan terakhir, saham MTEL naik 1,27 persen dan 6 bulan terakhir meningkat 3,23 persen.
Di lain sisi, Henry menilai akuisisi tower yang dilakukan Mitratel terhadap 6.000 menara milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan, mengingat menara tersebut memiliki lokasi dan nilai strategis.
Akuisisi ini lebih cepat dari target awal yang dicanangkan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan cross-selling lebih cepat atas menara-menara tersebut kepada perusahaan telekomunikasi lainnya seperti Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren.
“Hal ini tentunya akan meningkatkan outlook pertumbuhan pendapatan dan EBITDA Mitratel dalam 2 tahun mendatang,” ungkap Henry.
(DES)