MARKET NEWS

BEI Bakal Sinergikan Transaksi REPO Surat Utang ke SPPA

Dinar Fitra Maghiszha 19/02/2024 14:52 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk mensinergikan transaksi REPO surat utang ke dalam Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA).

BEI Bakal Sinergikan Transaksi REPO Surat Utang ke SPPA (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk mensinergikan transaksi REPO surat utang ke dalam Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA). 

Upaya ini diharapkan dapat membuat mekanisme perdagangan pasar alternatif menjadi lebih sentral untuk seluruh efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS), termasuk REPO surat utang baik dari sisi perdagangan maupun pelaporan.

REPO atau Repurchase Agreement merupakan kontrak jual atau beli efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. 

Efek yang ditransaksikan secara REPO dapat berupa Efek bersifat ekuitas (saham) maupun efek bersifat utang (obligasi/sukuk).

“Kami berdiskusi dengan para pengambil kebijakan, bagaimana SPPA ini bisa punya peran yang lebih strategis, jadi menempatkan sistem ini sebagai hub-nya untuk seluruh transaksi EBUS dan mungkin ke depan juga REPO,” kata Jeffrey dalam Konferensi Pers, Senin (19/2/2024).

SPPA saat ini telah menjadi wadah sentral atas seluruh transaksi sekunder surat utang, baik corporate bonds, government bills, government bonds, government syariah bonds dan juga retail government bonds, yang sebelumnya masih dilakukan secara over-the counter (OTC). 

Mekanisme platform perdagangan sentral / central trading platform dipandang perlu agar terjadi proses penemuan harga melalui interaksi penjual dan pembeli atau price-discovery menjadi lebih baik, sekaligus meningkatkan likuiditas perdagangan.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis I BEI, Firza Rizqi Putra, mengatakan kerja sama dengan regulator, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia dapat membawa SPPA turut memasukkan transaksi REPO surat utang.

SPPA diharapkan menjadi pool of liquidity, central trading platform, tidak hanya perdagangan surat utang, tetapi termasuk perdagangan REPO surat utang.

“Sehingga harapannya efisiensi dan efektivitas di pelaku pasar, bank, sekuritas, primary dealer, itu menjadi lebih streamline, dari end-to-end semuanya ada dalam satu platform, SPPA,” kata Firza.

Sepanjang 2023, perdagangan Surat Utang Negara (SUN) melalui SPPA mengalami peningkatan baik dari sisi trading value serta market share. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp139 triliun, dari total 33 pelaku pasar EBUS.

Transaksi itu tumbuh 12% jika dibandingkan dengan tahun 2022, yang terhubung dengan Sistem Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) sekaligus mengakomodasi mekanisme multilateral matching sampai dengan bilateral negotiation. 

(DES)

SHARE