MARKET NEWS

Bursa Asia Dibuka Mixed, Kospi dan IHSG Kompak Menguat

Dinar Fitra Maghiszha 13/10/2021 10:03 WIB

Bursa saham Asia dibuka variatif pada perdagangan Rabu pagi (13/10) dimana Kospi dan IHSG kompak menguat.

Bursa Asia Dibuka Mixed, Kospi dan IHSG Kompak Menguat(Dok.MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham Asia dibuka variatif pada perdagangan Rabu pagi (13/10) di tengah kekhawatiran atas melonjaknya harga energi yang memicu kekhawatiran inflasi.

Pasar juga masih terbebani ekspektasi agenda pengurangan pembelian obligasi / tapering dari Federal Reserve (The Fed). Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen pada awal perdagangan. MSCI bergerak stabil setelah sempat jatuh lebih dari 1 persen kemarin.

Hingga pukul 09:25 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) melemah (-0,16%) di 28.186,38. Shanghai Composite China (SSEC) anjlok (-0,49%) di 3.529,43. Hang Seng Hong Kong (HSI) jatuh (-0,42%) di 24.858,76.

Sementara yang dibuka menguat Kospi Korea Selatan (KS11) naik (1,06%) di 2.947,31. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat dan bergerak naik (0,32%) di 6.506,768.

Saat ini, investor masih menunggu serangkaian rilis data yang akan diterbitkan pada Rabu ini seperti angka perdagangan China, data inflasi harga konsumen Amerika Serikat (AS), dan risalahan pertemuan kebijakan The Fed pada September.

"Pekan ini, kabar inflasi bakal menjadi hal yang mengesampingkan lainnya, karena dapat memberi petunjuk The Fed, dan itu sangat dominan. Musim pendapatan juga penting. Kuartal ketiga mungkin lebih standar" kata Kepala Strategi Investasi LGT di Asia Pasifik, Stefan Hofer, dilansir oleh Reuters, Rabu (13/10/2021).

The Fed juga semakin dekat untuk memulai agenda tapering. Sebuah keputusan yang bakal diperumit oleh kenaikan harga energi di seluruh dunia. Selain memicu inflasi, hal ini juga bakal membatasi pemulihan ekonomi.

Kendati kekhawatiran inflasi tumbuh, namun ada optimisme yang hadir ihwal keadaan ekonomi. Tiga pejabat The Fed pada Selasa kemarin (12/10) mengatakan ekonomi AS telah cukup pulih sehingga membuat bank sentral dapat segera menarik bantuan kebijakan moneternya.

(IND) 

SHARE