Bursa Asia Bergerak Mixed, Dipicu Sentimen dari AS dan China

IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia terpantau bergerak variatif pada Senin (11/10) dipicu oleh sejumlah faktor dari China dan Amerika Serikat.
Nikkei 225 Jepang (N225) dibuka melemah di 27.977,57, lalu bergerak melonjak (1,57%) di 28.490,61 pada pukul 11:16 WIB. Penurunan Yen memberikan dorongan baik pergerakan N225, membalikkan koreksi yang terjadi pada waktu sebelumnya.
Shanghai Composite China (SSEC) dibuka naik di 3.600,36 lalu melesat (0,38%) di 3.605,76, pukul 11:37 WIB. Penguatan sejumlah emiten bluechips China mendorong penguatan indeksnya.
Kospi Korea Selatan (KS11) masih tutup, dan Hang Seng Hong Kong (HSI) bergerak melambung (2,23%) di 25.391,37.
Ngekor Wall Street, Bursa Asia Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka menguat di 6.482,958, meskipun masih tertekan aksi jual (-0,30%) di 6.462,313 pada penutupan sesi pertama. Kendati demikian, IHSG mampu memecahkan rekor baru dengan menyentuh level resisten sekaligus titik tertingginya dalam setahun terakhir di 6.506,092.
Secara garis besar, ekonomi di kawasan Asia masih berjuang dalam pemulihan ekonomi di tengah kenaikan krisis energi yang melanda dunia. Masalah rantai pasokan, khususnya persediaan chip teknologi masih menjadi tantangan hingga tahun depan.
"Kekurangan chip di tingkat global masih akan jadi masalah hingga tahun depan, menambah ketidakpastian lebih lanjut terhadap pemulihan ekonomi, di tengah krisis energi saat ini" kata analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (11/10/2021).
Sementara itu, sentimen dari Negeri Paman Sam menghadirkan fokus utama berupa data penjualan ritel dan juga inflasi. Rilis data payroll AS dinilai mengecewakan lantaran tidak sesuai ekspektasi.
Ekonom dari Bank of America memperingatkan gelombang inflasi global akan diperburuk oleh biaya energi, yang memungkinkan harga minyak berpotensi menembus USD 100 per barel di tengah pasokan yang ketat dan pemulihan permintaan yang tinggi.
(IND)