Secara garis besar, ekonomi di kawasan Asia masih berjuang dalam pemulihan ekonomi di tengah kenaikan krisis energi yang melanda dunia. Masalah rantai pasokan, khususnya persediaan chip teknologi masih menjadi tantangan hingga tahun depan.
"Kekurangan chip di tingkat global masih akan jadi masalah hingga tahun depan, menambah ketidakpastian lebih lanjut terhadap pemulihan ekonomi, di tengah krisis energi saat ini" kata analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (11/10/2021).
Sementara itu, sentimen dari Negeri Paman Sam menghadirkan fokus utama berupa data penjualan ritel dan juga inflasi. Rilis data payroll AS dinilai mengecewakan lantaran tidak sesuai ekspektasi.
Ekonom dari Bank of America memperingatkan gelombang inflasi global akan diperburuk oleh biaya energi, yang memungkinkan harga minyak berpotensi menembus USD 100 per barel di tengah pasokan yang ketat dan pemulihan permintaan yang tinggi.
(IND)