MARKET NEWS

Bursa Asia Perkasa seiring Penurunan Yield Obligasi Global

Maulina Ulfa 31/05/2024 09:58 WIB

Bursa Asia sebagian besar dibuka perkasa pada perdagangan Jumat (31/5/2024), seiring penurunan imbal hasil (yield) obligasi global.

Bursa Asia Perkasa seiring Penurunan Yield Obligasi Global. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa Asia sebagian besar dibuka perkasa pada perdagangan Jumat (31/5/2024), seiring penurunan imbal hasil (yield) obligasi global menyusul revisi pada data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS).

Kondisi ini meningkatkan harapan bahwa bank sentral The Federal Reserve (The Fed) berada pada jalur yang tepat untuk menurunkan suku bunga setidaknya sekali sebelum akhir 2024.

Investor juga menilai sejumlah laporan ekonomi di Asia, yang utamanya adalah angka PMI China yang lebih lemah dari perkiraan untuk Mei.

Jepang dan Korea Selatan juga melaporkan data penjualan ritel dan produksi industri yang beragam untuk April.

Saham-saham di Australia, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong hingga saham-saham China menguat.

Pada pukul 09.20 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong perkasa naik 1,38 persen di level 18.482. Pada saat yang sama, indeks saham Nikkei 225 Jepang naik 0,36 persen di level 38.192,56.

Sementara, indeks ASX 200 Australia naik 0,53 persen di level 7.668. Indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,39 persen di level 2.645 dan indeks Shanghai Composite naik 0,3 persen pada saat bersamaan di level 3.101,1. (Lihat grafik di bawah ini.)

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,39 persen di level 7.065 pada pukul 09.27 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup anjlok 1,49 persen ke level 7.034.

Indeks Nikkei 225 Jepang berhasil menutup beberapa penurunan dari sesi sebelumnya karena penurunan imbal hasil obligasi global menyusul revisi turun pada data PDB AS yang meningkatkan harapan bahwa The Fed berada di jalur yang tepat untuk menurunkan suku bunga setidaknya sekali sebelum akhir tahun.

Investor juga menilai data ekonomi yang beragam di Jepang, dengan penjualan ritel meningkat lebih dari perkiraan pada April, sementara produksi industri turun secara tak terduga.

Selain itu, tingkat inflasi inti Tokyo meningkat menjadi 1,9 persen pada Mei dari 1,6 persen di April, namun tetap di bawah target Bank of Japan sebesar 2 persen.

Kenaikan penting terlihat dari indeks kelas berat seperti Socionext (1,4 persen), Mitsubishi UFJ (1 persen), Sumitomo Mitsui (2 persen), SoftBank Group (1,9 persen) dan Tokyo Electric Power (2,3 persen).

Data terbaru PMI Manufaktur NBS resmi China yang secara tak terduga turun menjadi 49,5 pada Mei 2024 dari 50,4 pada bulan sebelumnya.

Angka ini meleset dari perkiraan pasar yang memperkirakan ekspansi sebesar 50,5. Hal ini menandai kontraksi pertama dalam aktivitas pabrik sejak bulan Februari, karena pesanan baru kembali mengalami kontraksi (49,6 vs 51,1 pada April) sementara output tumbuh melemah (50,8 vs 52,9).

Perekonomian AS juga direvisi tumbuh sebesar 1,3 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2024, di bawah perkiraan awal sebesar 1,6 persen dan 3,4 persen pada kuartal keempat, terutama disebabkan oleh revisi ke bawah pada belanja konsumen.

Perkiraan kedua sejalan dengan perkiraan pasar, dan terus menunjukkan pertumbuhan terendah sejak kontraksi pada paruh pertama 2022. (ADF)

SHARE