Catat Kenaikan Aset hingga 60 Persen, Ini Penjelasan BTEL
Terdapat kenaikan sejumlah pos piutang usaha sekaligus persediaan dan aset perusahaan.
IDXChannel - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatat kenaikan total aset hingga 60,26 persen secara tahunan, atau senilai Rp33,27 miliar pada akhir 2022. Angka itu lebih tinggi dibandingkan 2021 dengan nilai Rp20,75 miliar.
Corporate Secretary PT Bakrie Telecom Tbk Purwoko Suatmadji mengatakan terdapat kenaikan sejumlah pos piutang usaha sekaligus persediaan dan aset perusahaan.
"Berkaitan dalam pekerjaan atas proyek yang dilaksanakan oleh entitas anak perseroan," kata Purwoko di Jakarta, dikutip Minggu (2/7/2023).
Sebagaimana tersaji dalam pos neraca di laporan konsolidasian full-year 2022, BTEL mencatatkan aset dalam pengerjaan mencapai Rp12,47 miliar, dibandingkan nihil pada tahun sebelumnya. Pada pos persediaan juga terdapat kenaikan signifikan dari semula Rp644 juta menjadi Rp2 miliar.
Sayangnya, jumlah utang atau liabilitas emiten telekomunikasi milik grup Bakrie ini mencapai Rp5,8 triliun, alias naik 2,3 persen yoy. Hal ini mendorong perseroan mengalami defisiensi modal-bersih mencapai Rp5,85 triliun.
Kerugian yang dicapai pada akhir 2022 sebesar Rp117,92 miliar mendorong akumulasi rugi (defisit) BTEL membengkak menjadi Rp18,91 triliun, sedikit lebih tinggi dari posisi 2021 sebanyak Rp18,80 triliun.
Saat ini BTEL masih mengandalkan pendapatan dari layanan infrastruktur media yang menjadi kontribusi utama pendapatan perseroan mencapai Rp26,41 miliar, disusul jasa telekomunikasi dan periklanan digital masing-masing mencapai Rp9,45 miliar dan Rp7,16 miliar.
Memungut penghasilan dari jasa teknologi informasi senilai Rp4,82 miliar, sehingga total pendapatan akhir 2022 mencapai Rp47,85 miliar.
(TYO)