MARKET NEWS

Catatkan Laba di Kuartal III-2021, Bank Jago (ARTO) Kantongi Rp14 Miliar

Aditya Pratama 22/10/2021 17:47 WIB

PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya berhasil mencetak untung pada kuartal III-2021 setelah mengalami rugi selama enam tahun terakhir.

PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya berhasil mencetak untung pada kuartal III-2021 setelah mengalami rugi selama enam tahun terakhir. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya berhasil mencetak untung pada kuartal III-2021 setelah mengalami rugi selama enam tahun terakhir. Adapun laba bersih yang dikantongi Perseroan sebesar Rp14 miliar. 

Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan, pertumbuhan kredit yang agresif, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level rendah dan kemampuan memperbaiki struktur biaya dana. 

Meskipun berhasil mencatatkan laba di kuartal III, namun dalam sembilan bulan pertama tahun ini Bank Jago masih mengalami kerugian karena di dua kuartal sebelumnya laba Perseroan masih negatif.

“Meski laba tahun berjalan masih negatif, kami tetap bersyukur atas pencapaian ini. Kami optimistis kinerja kami di masa mendatang akan terus membaik dan Jago akan menjadi bank digital yang profitable serta mampu untuk tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Kharim dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat (22/10/2021).

Kharim menambahkan, pencapaian di kuartal III-2021 ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang solid, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level sangat rendah dan efisiensi biaya dana berkat peningkatan dana murah (current account saving account/CASA).

Penyaluran kredit hingga akhir September 2021 mencapai Rp3,73 triliun, melonjak 502 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit terutama terjadi di kuartal III dengan kenaikan sebesar Rp1,56 triliun dari posisi kuartal sebelumnya (Q to Q). 

“Prosentase kenaikannya terlihat tinggi karena kami berangkat dari baseline yang rendah. Tapi kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan terus memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital,” kata dia.

Saat ini aplikasi Jago telah terintegrasi dengan aplikasi reksadana online Bibit.Id dan super app Gojek. Integrasi ini memampukan konsumen untuk mengakses produk dan layanan jasa keuangan secara seamless, mudah, cepat dan aman. Fitur Kantong Jago yang terhubung dengan aplikasi Bibit dan
Gojek juga membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih disiplin, inovatif dan kolaboratif.

Pola kerjasama pembiayaan (partnership lending) ini memampukan Jago untuk ekspansif namun dengan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (NPL) yang berada di level 0,6 persen.

“Pencapaian ini mengonfirmasi bahwa bisnis model kami sudah tepat. Implementasi konsep kolaborasi dengan ekosistem digital dalam melayani nasabah terbukti membuat kami tumbuh anorganik, efektif dan cepat,” ucap Kharim.

Pertumbuhan kredit Bank Jago sebesar 502 persen berdampak pada pendapatan bunga yang meningkat 478 persen menjadi Rp355 miliar. Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104 persen menjadi Rp38 miliar. Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp318 miliar, atau tumbuh 640 persen. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4 persen.

Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari upaya Jago memperbanyak komposisi dana murah. Hingga akhir September 2021, total dana pihak ketiga mencapai Rp2,54 triliun, tumbuh 564 persen. Dari jumlah tersebut, dana murah atau CASA sebanyak Rp985 miliar, melonjak 1.031 persen. Sedangkan deposito senilai Rp1,6 triliun, meningkat 427 persen.

Sementara itu, aset Jago mencapai Rp11 triliun per akhir September 2021, tumbuh 536 persen. Adapun permodalan mencapai Rp8 triliun, sangat solid untuk menunjang ekspansi dan rencana bisnis Jago ke depan. (TIA)

SHARE