MARKET NEWS

Deretan Saham Bos Emiten Sawit Tercuan, Salim-Bakrie Masuk?

Melati Kristina - Riset 30/08/2022 15:29 WIB

Saham emiten sawit dalam negeri dikuasai oleh konglomerat Tanah Air. Berikut deretan saham emiten taipan sawit yang masih cuan sepanjang 2022.

Deretan Saham Bos Emiten Sawit Tercuan, Salim-Bakrie Masuk? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Industri sawit Tanah Air banyak dikuasasi oleh berbagai konglomerat. Sebut saja konglomerasi seperti Grup Salim, Grup Sampoerna, hingga Grup Bakrie berkecimpung di sektor ini.

Berikut Tim Riset IDX Channel merangkum deretan emiten taipan sawit yang sahamnya masih ‘cuan’ sepanjang tahun 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP)

Emiten sawit milik Grup Bakrie, yakni UNSP memimpin kinerja saham tercuan industri ini secara year to date(YTD). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per sesi I, Selasa (30/8), saham UNSP sepanjang 2022 melambung hingga 31,19 persen.

Sementara BEI juga mencatat, PT Bakrie Capital Indonesia menguasai 14,59 persen saham emiten ini. Sedangkan mayoritas sahamnya, yakni sebesar 53,25 persen dimiliki publik.

Perusahaan yang memiliki 5 pabrik pengolahan kelapa sawit dan kebun sawit seluas 68,08 ribu hektare(ha) ini memasok tandan buah segar (TBS) dari perkebunan milik perusahaan (inti), perkebunan plasma, dan pembelian dari pihak ketiga.

PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)

Bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan kelapa sawit, TAPG dimiliki oleh Grup Triputra. Adapun pengendalinya yakni Theodore Permadi Rachmat merupakan salah satu konglomerat dan orang terkaya ke-15 di Indonesia berdasarkan Forbes 2022.

Melalui PT Triputra Investindo, TP Rachmat menguasai sebesar 22,93 persen saham emiten ini. BEI mencatat, pada perdagangan sesi I, Selasa (30/8), kinerja saham YTD emiten ini melesat hingga 25,41 persen.

TAPG beroperasi di 24 perkebunan kelapa sawitdengan 17 pabrik kelapa sawit bersama anak perusahaan dan perusahaan asosiasi. Adapun kebun sawit yang dibudidayakan mencapai 158 ribu ha.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

LSIP jadi emiten ketiga yang harga sahamnya sepanjang 2022 unggul dibanding emiten sawit lainnya. Adapun berdasarkan data BEI pada sesi I, Selasa (30/8), kinerja saham LSIP secara YTD naik hingga 22,56 persen.

LSIP dimiliki oleh Grup Salim yang mengakuisisi saham emiten melalui Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) pada tahun 2007. Adapun proses akuisisi tersebut juga melibatkan emiten sawit lainnya milik Grup Salim yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk atau SIMP.

Berdasarkan data BEI, Hingga 30 Juni 2022, kepemilikan saham SIMP di emiten ini mencapai 59,48 persen. Sementara per 31 Desember 2021, LSIP memiliki 93,85 ribu area tanaman sawit.

Saat ini, LSIP mengoperasikan 12 pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan dengan total kapasitas pemrosesan TBS tahunan gabungan sebesar 2,7 juta ton.

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)

SGRO merupakan emiten milik Grup Bakrie yang bergerak di bidang produksi produk kelapa sawit, benih kelapa sawit unggulan (biji DxP Sriwijaya), dan produk non kelapa sawit yang meliputi sagu (Tepung Prima) dan karet.

Sebagaimana dilansir dari situs resmi perusahaan, kelapa sawit merupakan bisnis inti perseroan yang berkontribusi lebih dari 94% dari pendapatan konsolidasi pada tahun 2021.

Sedangkan menurut catatan BEI, per 31 Juli 2022, saham SGRO dikendalikan oleh Sampoerna Agri Resources PTE LTD, yakni kepemilikannya mencapai 69,68 persen.Sementara kinerja sahamnya secara YTD per Selasa (30/8) pada perdagangan sesi I naik sebesar 7,27 persen.

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)

Saham taipan sawit lainnya yang cuan sepanjang YTD yakni DSNG. Sebagaimana dilansir dari BEI, harga saham emiten ini sepanjang 2022 menghijau di angka 4 persen pada sesi I, Selasa (30/8).

DSNG adalah salah satu emiten sawit milik TP Rachmat melalui PT Triputra Investindo. Adapun berdasarkan data BEI, kepemilikan saham emiten ini per 31 Juli 2022 yakni sebesar 27,63 persen.

Adapun industri sawit merupakan segmen utama dari perusahaan ini yang berkontribusi lebih dari 70 persen dari total pendapatan DSNG. Sementara DSNG memiliki 15 kebun kelapa sawit seluas 112,60 ribu ha dan 12 pabrik kelapa sawit yang berkapasitas 615 ton/jam.

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)

SMAR merupakan emiten sawit milik Grup Sinar Mas. Menurut situs resmi SMAR, emiten sawit ini mempunyai perkebunan sawit seluas 137,10 ribu ha.

Berdasarkan data BEI, harga saham secara YTD SMAR masih menumbuhkan kinerja positif yang bertumbuh sebesar 3,38 persen di perdagangan Selasa (30/8) sesi I.

Adapun aktivitas utama dari emiten ini adalah pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK), hingga memprosesnya menjadi minyak goreng, margarin, shortening, biodiesel dan oleokimia, serta perdagangan produk berbasis kelapa sawit.

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)

SIMP menjadi emiten sawit terakhir yang kinerja sahamnya sepanjang 2022 masih tumbuh positif. Adapun kinerja saham SIMP secara YTD pada sesi I, Selasa (30/8) berada di zona hijau yakni 0,44 persen.

SIMP merupakan emiten sawit yang dimiliki oleh Grup Salim. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 Juni 2022, kepemilikan Grup Salim di SIMP melalui Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri) mencapai 72 persen.

Sementara PT Indofood Sukses Makmur juga menguasai 6,55 persen dari saham emiten ini.Adapun kegiatan usaha SIMP meliputi pembudidayaan dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi serta pemasaran produk minyak goreng, margarin dan shortening.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

SHARE