MARKET NEWS

Dibayangi Krisis, Uni Eropa Tak Satu Suara Soal Ide Pembatasan Harga Gas

Tim IDXChannel 30/09/2022 18:11 WIB

Belgia, Italia, Polandia, Malta, dan Yunani, menilai pembatasan harga gas sebagai solusi agar tekanan terhadap inflasi dapat diminimalisasi.

Dibayangi Krisis, Uni Eropa Tak Satu Suara Soal Ide Pembatasan Harga Gas (foto: MNC Media)

IDXChannel - Negara-negara Uni Eropa dilaporkan tak satu suara dalam menghadapi tingginya harga gas, seiring keterbatasan pasokan sebagai imbas dari berhentinya pasokan dari Rusia.

Sebagian negara, seperti Belgia, Italia, Polandia, Malta, dan Yunani, menilai pembatasan harga gas sebagai solusi agar tekanan terhadap inflasi dapat diminimalisasi. Sementara sejumlah negara lain khawatir pembatasan harga bakal berpengaruh pada ketersediaan pasokan. 

Tak hanya itu, kedua pihak kini juga tengah memperdebatkan ide yang mulai diwacanakan sejak awal September lalu tersebut, dengan fokus bahwa upaya pembatasan harga juga dianggap bakal memantik risiko lebih besar terhadap keamanan pasar energi secara keseluruhan.

"Menetapkan tingkat yang sesuai untuk pembatasan akan cukup menantang bagi dinamika pasar internal dan global, serta membawa risiko dari sudut pandang keamanan pasokan," tulis pernyataan resmi Komisi Eropa, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (29/9/2022).

Alih-alih mengatasi krisis energi yang kini sedang melanda, menurut Komisi Eropa, upaya pembatasan harga justru dapat meningkatkan permintaan bahan bakar, bila hanya diberlakukan di wilayah Uni Eropa saja. Salah satu tentangan terhadap ide pembatasan harga datang dari Jerman, yang menilai dapat menganggu rantai pasokan gas alam di Eropa. 

"Jika pembatasan harga diterapkan, seperti Uni Eropa secara sepihak, dan semua konsumen lain di seluruh dunia tidak melakukannya, maka gas akan pergi ke konsumen lain dan dengan demikian kita mungkin mengalami kekurangan pasokan gas," ujar Menteri Jerman untuk Eropa dan Iklim, Anna Lührmann, dalam laporan yang sama.

Komisi Eropa menegaskan kembali perlunya pertimbangan yang didasari beberapa prinsip dalam memutuskan kebijakan pembatasan harga gas. 

“Setiap intervensi UE yang terintegrasi dan terkoordinasi harus didasarkan pada seperangkat prinsip, yaitu potensi nyata untuk mengurangi tingkat harga dan volatilitas yang tinggi, kapasitas untuk diimplementasikan dengan cepat secara sementara, kemampuan untuk meminimalkan dampak buruk pada permintaan gas, keamanan pasokan dan berfungsinya pasar internal,” tulis Komisi Eropa.

Karenanya, Uni Eropa disebut perlu berkoordinasi dengan negara-negara pemasok untuk mencapai kesepahaman dalam menurunkan harga sekaligus menjaga rantai pasokan. Dalam mengatasi kenaikan harga gas alam cair (LNG) pun, Uni Eropa perlu bernegosiasi dengan negara pemasok.

Norwegia yang akan menggantikan Rusia sebagai pemasok gas Uni Eropa, bersedia membahas terkait penurunan biaya, meski negara tersebut masih skeptis terhadap batas harga. 

Sejauh ini Komisi Eropa hanya menyarankan pembatasan harga gas dari pipa Rusia dalam rangka mengurangi pendapatan Kremlin yang disinyalir sebagai sumber biaya untuk invasi ke Ukraina. (TSA)

Penulis: Ribka Christiana

SHARE