MARKET NEWS

Dibayangi Omicron, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.442 per USD Sore Ini

Anggie Ariesta 06/12/2021 17:03 WIB

Nilai tukar Rupiah pada sore ini ditutup melemah 22 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp14.442 dari penutupan sebelumnya.

Dibayangi Omicron, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.442 per USD Sore Ini

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada sore ini ditutup melemah 22 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp14.442 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.419.

Pengamat rupiah, Ibrahim Assuaibi mengatakan, faktor ketidakpastian seputar varian Omicron Covid-19 dan ekspektasi data inflasi AS yang lebih panas meningkatkan tekanan pada suku bunga membuat indeks dolar AS menguat hari ini.

"Omicron telah menemukan jalannya ke sekitar sepertiga negara bagian AS. Meskipun penelitian varian terus berlanjut, sebuah artikel oleh Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan mengatakan mayoritas pasien COVID-19 dirawat karena alasan lain dan bergantung pada oksigen," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (6/12/2021).

Selain itu, pasar treasury juga bergejolak dalam beberapa sesi terakhir, dengan kurva imbal hasil AS mendatar tajam di atas ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan bergerak terlalu cepat untuk mengekang inflasi dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pasar suku bunga berjangka telah memperkirakan kenaikan suku bunga AS sekitar pertengahan 2022, tetapi hanya mencapai setinggi sekitar 1,5% pada akhir 2026 dan investor tetap waspada terhadap perubahan itu dengan cepat. Namun, angka inflasi tahun-ke-tahun di atas 7%, terhadap ekspektasi ekonom sebesar 6,7%, dapat mengubah banyak hal. "Inflasi dengan angka 7 sebagai angka besar akan membuat dolar naik," kata Weston.

Potensi kenaikan suku bunga juga tetap menarik di seluruh Atlantik. Michael Saunders, anggota eksternal Komite Kebijakan Moneter Bank of England, sedang menunggu informasi lebih lanjut tentang varian baru Omicron COVID-19 sebelum memutuskan bagaimana memberikan suara pada pertemuan bank sentral di akhir bulan. Saunders memilih untuk menaikkan suku bunga pada bulan November.

Sedangkan dari dalam negeri, walaupun data internal cukup stabil namun Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus memantau ketat pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan ini murni dipengaruhi oleh faktor global, khususnya penyebaran varian baru covid-19 omicron dan kebijakan bank sentral AS (The Fed).

Selain itu arah kebijakan bank sentral AS The Fed yang cenderung hawkish, artinya ada kemungkinan tapering dipercepat dari rencana sebelumnya. Sebagai bentuk respons perekonomian dalam negeri AS.

Meski demikian, pelemahan nilai tukar rupiah masih terjaga dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. BI terus berada di pasar dan menjamin ketersediaan valuta asing untuk mencukupi kebutuhan investor. Sehingga nilai tukar rupiah akan dijaga sesuai level fundamental.

Selain itu, BI terus berupaya untuk menstabilkan mata uang garuda yang dalam bulan-bulan terakhir ini masih cukup stabil tidak jauh dari 14.500, mengendalikan inflasi dan melakukan koordinasi dengan Pemerintah termasuk OJK dan LPS untuk menentukan bauran kebijakan demi menjaga kedaulatan ekonomi. Salah satu bauran kebijakan yang sudah dijalankan adalah penurunan suku bunga dan menjaga inflasi agar tetap rendah dan terkendali.

Yang terpenting adalah Bank Indonesia (BI) terus berada di pasar dan menjamin ketersediaan valuta asing untuk mencukupi kebutuhan investor. Sehingga nilai tukar rupiah akan dijaga sesuai level fundamental, sehingga BI meyakini pelemahan rupiah bersifat sementara dan akan kembali menguat dalam waktu dekat. Kondisi ini bersifat temporer dan BI terus menjaga pasar domestik dengan respon bauran kebijakan yang terukur, baik dari sisi nilai tukar, manajemen likuiditas, GWM maupun suku bunga.

Oleh karena itu, Pemerintah terus melakukan pengawasan serta melakukan evaluasi kebijakan pemulihan ekonomi tujuannya agar strategi bauran yang sudah diterapkan apakah bisa berjalan sesuai dengan regulasi yang ada atau malah melenceng dari regulasi sehingga disinilah pemerintah harus bisa hadir dan menjelaskan tentang kondisi yang sebenarnya terhadap pasar sehingga pasar kembali percaya.

Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.430 - Rp14.480.

(NDA)

SHARE