Ditopang Harga Timah, TINS Dulang Laba Rp908 Miliar hingga Kuartal III-2024
PT Timah (Persero) Tbk (TINS) meraup laba bersih sebesar Rp908,81 miliar dalam sembilan bulan 2024.
IDXChannel - PT Timah (Persero) Tbk (TINS) meraup laba bersih sebesar Rp908,81 miliar dalam sembilan bulan 2024. Sementara pendapatan perseroan tercatat Rp8,25 triliun.
Dalam laporan keuangan TINS, raihan laba tersebut berbanding terbalik dari capaian periode yang sama tahun lalu yang membukukan rugi bersih Rp87,43 miliar.
Laba bersih sebesar Rp908,81 miliar per September 2024 atau 169 persen dari target yang sudah ditentukan perseroan.
Perolehan laba itu juga sejalan dengan peningkatan pendapatan TINS sebesar 29 persen hingga kuartal III ini dari sebelumnya Rp6,38 triliun.
“Seiring dengan upaya peningkatan kinerja operasi produksi, kinerja keuangan, serta perbaikan tata kelola pertambangan timah, TINS membukukan laba bersih sembilan bulan 2024 sebesar Rp908,81 miliar yang berdampak positif terhadap fundamental keuangan TINS yang semakin kuat,” ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Jumat (1/11/2024).
Kinerja positif ini ditopang kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15 persen dari USD27.017 per metrik ton di sembilan bulan 2023 menjadi USD31.183 per metrik ton di periode yang sama 2024.
Harga logam timah fluktuatif selama tiga bulan terakhir karena pasar logam bereaksi terhadap perubahan sentimen global, dengan pemangkasan suku bunga AS, langkah-langkah stimulus China serta terhambatnya pasokan logam timah dunia menjadikan harga logam timah London Metal Exchange (LME) masih bertengger di kisaran USD33.000 per metrik ton pada akhir September 2024.
Dalam kurun waktu Januari-September 2024, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91 persen dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi, Singapura 16 persen; Korea Selatan 15 persen; India 11 persen; Jepang 10 persen; Amerika Serikat 9 persen, dan Belanda 8 persen.
Hingga kuartal III-2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 15.189 ton atau naik 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 11.201 ton.
Produksi logam naik 25 persen menjadi 14.440 metrik ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11.540 metrik ton.
Sedangkan penjualan logam timah naik 21 persen menjadi 13.441 metrik ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11.100 metrik ton.
Faktor peningkatan produksi pada kuartal III-2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya penambahan jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi dan ponton isap produksi yang beroperasi, sehingga secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi perseroan.
Di sisi lain, harga pokok pendapatan naik sebesar 4,5 persen dari Rp5,79 triliun selama Januari-September 2023 menjadi Rp6,05 triliun di sembilan bulan ini. Sehingga perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau 194 persen dari tahun sebelumnya.
Nilai aset perseroan hingga kuartal III ini turun 0,3 persen menjadi Rp12,82 triliun dari Rp12,85 triliun pada posisi aset akhir 2023. Sementara, posisi liabilitas turun 14,8 persen sebesar Rp5,63 triliun, dibandingkan posisi akhir 2023 sebesar Rp6,61 triliun karena berkurangnya interest bearing debt (IBD).
Total ekuitas sebesar Rp7,18 triliun, naik 15,1 persen dibandingkan posisi akhir 2023 sebesar Rp6,24 triliun.
Dalam meningkatkan kinerja keuangan, perseroan melakukan reprofiling pinjaman dan refinancing pinjaman jangka panjang dengan suku bunga yang lebih kompetitif, serta telah menurunkan Interest Bearing Debt sebesar Rp1,4 triliun dari Rp3,5 triliun di akhir 2023 menjadi Rp2,1 triliun di September 2024.
Hal ini berdampak pada peningkatkan Kesehatan rasio keuangan perseroan. TINS akan mengambil langkah strategis untuk mencapai target pemasaran dengan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dalam rangka mendukung hilirisasi, optimalisasi penjualan ekspor untuk memenuhi permintaan pasar global.
Selain itu, menjaga kualitas produk dan pelayanan melalui distribusi, kecepatan dan ketepatan dokumentasi, pelayanan purnajual, ketepatan waktu pengiriman produk dan layanan yang konsisten, merupakan strategi yang berkaitan erat dengan pengembangan pasar, serta menyesuaikan volume penjualan agar tidak terjadi over suplai logam timah di pasar yang berpotensi menurunkan harga jualnya.
Selanjutnya, perseroan berupaya mencapai target produksi dengan melakukan beberapa inisiatif strategis, di antaranya peningkatan sumber daya dan cadangan secara organik/anorganik.
Serta optimalisasi penambangan dan pengolahan timah primer site Batu Besi dan Paku melalui peningkatan recovery, perbaikan tata kelola kemitraan penambangan, serta optimalisasi produksi melalui percepatan pembukaan lokasi baru.
(Fiki Ariyanti)