MARKET NEWS

Dolar Singapura Pimpin Pasar Uang Asia, Rupiah Menguat Rp14.186 per USD 

Dinar Fitra Maghiszha 27/12/2021 09:55 WIB

Nilai mata uang Rupiah hari ini dibuka menguat terhadap Dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan.

Dolar Singapura Pimpin Pasar Uang Asia, Rupiah Menguat Rp14.186 per USD (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Nilai mata uang Rupiah hari ini dibuka menguat terhadap Dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan, Senin (27/12/2021).

Pantauan di pasar spot Bloomberg hingga pukul 09:10 WIB, mata uang Garuda naik sebesar 10 poin atau 0,07% di harga Rp14.186 per 1 Dolar AS.

Sebagian besar mata uang negara Asia bergerak variatif terhadap USD, ketika greenback menguat -0,11% di level USD96,12.

Dolar Hong Kong naik 0,01% di 7,7991, Yen Jepang turun -0,01% di 114,42, dan Ringgit Malaysia menguat 0,04% di 4,1915.

Dolar Taiwan melemah -0,12% di 27,710, Baht Thailand terpuruk -0,15% di 33,48, Peso Filipina turun -0,16% di 50,100 dan Won Korea Selatan menanjak 0,01% di 1.185,85.

Yuan China jatuh -0,03% di 6,3692, sementara Dolar Singapura naik 0,20% di 1,3565, dan Dolar Australia menguat 0,19% di 0,7236.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menganalisa pergerakan rupiah cenderung fluktuatif dan berada di area Rp14.160 - Rp14.230.

"Pada Senin, mata uang rupiah kemungkinan dibuka  berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp.14.160 - Rp.14.230," katanya kepada awak media akhir pekan lalu, dikutip Minggu (26/12/2021).

Ibrahim menilai pelonggaran pembatasan di sejumlah kota-kota besar saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, mengingat aktivitas perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 menyedot warga untuk bepergian ke luar.

"Pelonggaran ini mengerek konsumsi masyarakat terus meningkat dan terbukti eksodus besar-besaan ke luar kota telah terjadi," ujarnya

Kendati pemerintah terus melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas di tengah Nataru, Ibrahim menyebut hal tersebut berbeda praktiknya di lapangan di mana sejumlah pembatasan masih relatif lengang.

Menurut Ibra, hal ini memberi indikasi pemerintah cukup optimis varian Omicron tidak memberi dampak yang cukup signifikan terhadap daya imun masyarakat.

"Dalam praktiknya di jalan-jalan terutama di jalan tol tidak ada penyekatan yang cukup signifikan. Ini menandakan bahwa Pemerintah percaya penyebaran Omicron tidak perlu dikhawatirkan," tuturnya.

Kendati demikian, Ibra mengharapkan pemerintah terus mewaspadai penyebaran virus dengan tetap mengawasi aktivitas masyarakat. Apabila keseimbangan ekonomi dan kesehatan terjaga, Ibra meyakini target pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal tercapai. 

(IND) 

SHARE