IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup menguat 38 poin atau di level Rp14.194 per USD. Penutupan rupiah hari ini meningkat dari sebelumnya menguat 50 poin di level Rp14.232.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar jatuh pada perdagangan Jumat (24/12/2021) , dengan investor menuju aset berisiko karena kekhawatiran varian omicron COVID-19 terus memudar.
"Investor menyambut baik persetujuan penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk Mol Upiravir, Merck & Co . Inc.'s pil COVID-19, pada hari Kamis," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (24/12/2021).
Sebuah penelitian di Inggris yang mengatakan infeksi omicron cenderung menyebabkan rawat inap juga meningkatkan sentimen. Namun, penelitian tersebut menambahkan bahwa varian tersebut mungkin masih menghasilkan sejumlah besar kasus serius karena daya menularnya.
Sementara itu, sebuah penelitian laboratorium menunjukkan bahwa dua dosis dan satu booster vaksin Sinovac Biotech Ltd. tidak menghasilkan tingkat antibodi penetral yang cukup untuk melindungi dari omicron.
Kemudian di Asia Pasifik, pihak berwenang mengunci kota Xi'an di Cina barat, langkah terbesar sejak pandemi dimulai pada awal 2020. 13 juta penduduk kota itu diminta untuk tetap di rumah mereka dan menunjuk satu orang untuk keluar setiap hari lain untuk kebutuhan, dalam upaya untuk mengekang wabah COVID-19 terbaru di China.
Sedangkan dari sentimen domestik, pemerintah terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap masyarakat yang akan melakukan mudik libur jelang Natal dan tahun baru 2022, walaupun dalam prakteknya di jalan-jalan terutama di jalan tol tidak ada penyekatan yang cukup signifikan. Ini menandakan bahwa Pemerintah percaya penyebaran Omicron tidak perlu dikhawatirkan, karena berdasarkan data dari WHO bahwa Omicron merupakan varian baru walaupun mutasinya 70 kali dari varian Delta namun tidak mematikan berbeda dengan varian Delta.
Dengan Informasi yang positif dari WHO, masyarakat terus melakukan eksodus besar-besaran ke luar kota dan dimanfaatkan untuk melepas penat atau beranjangsana ke keluarga dan handai taulan di luar kota.
Namun, walaupun Omicron tidak mematikan Pemerintah patut diwaspadai, karena pandemi belum berakhir. Apalagi sekarang muncul virus corona varian omicron. Varian yang awalnya terdeteksi di Afrika Selatan ini sudah menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia. Varian ini begitu cepat menyebar. Di sejumlah negara, varian omicron menyebabkan kasus positif corona harian naik berkali-kali lipat.
"Kalau kita melihat kebelakang (tahun lalu) ada yang berbeda. Dunia sedang menghadapi masalah besar yaitu pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pandemi membuat masyarakat diimbau untuk #dirumahahja demi menekan risiko penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut," ujar Ibrahim.
Mengutip Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, terlihat ada peningkatan kunjungan masyarakat ke lokasi transit (bandara, pelabuhan, stasiun, terminal, halte, dan sebagainya). Memang masih di bawah kondisi sebelum pandemi, tetapi tampak lebih ramai.