Emiten Ritel dan Konsumer Bersiap Tunggangi Momentum Ramadan
Saham pemain konsumen dan ritel punya potensi cuan menjelang bulan ramadan hingga lebaran.
IDXChannel – Sektor consumer goods hingga ritel punya potensi cuan menjelang bulan ramadan hingga lebaran yang bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan saham emiten di industri ini.
Menjelang bulan Ramadan, indeks keyakinan konsumen hingga indeks penjualan riil mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.
Setidaknya, dalam dua tahun terakhir, indeks keyakinan konsumen konsisten meningkat di bulan ramadan hingga lebaran. Kendati demikian, pada tahun 2020, indeks tersebut cenderung merosot tajam seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19.
Melansir data Bank Indonesia (BI), indeks keyakinan konsumen meningkat menjadi 101,50 pada April 2021 dari 93,40 pada Maret 2021. Sedangkan, indeks tersebut kembali naik menjadi 104,40 pada Mei 2021.
Pada 2022, indeks keyakinan konsumen kembali naik menjelang bulan ramadan hingga lebaran. Di bulan April 2022, indeks tersebut naik menjadi 113,10 dari 111 pada Maret 2022. Sementara, di bulan Mei 2022, indeks keyakinan konsumen melesat signifikan menjadi 128,90. (Lihat grafik di bawah ini.)
BI menyebutkan, meningkatnya indeks konsumen secara signifikan didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat karena tidak adanya pembatasan pada masa libur lebaran di tahun tersebut.
Menyusul meningkatnya indeks keyakinan konsumen, sektor konsumen dan ritel juga melesat menjelang lebaran.
Menurut hasil survei penjualan eceran yang dipublikasikan BI, kinerja penjualan eceran meningkat pada April 2022.
BI melaporkan, indeks penjualan riil atau IPR pada April 2022 mencapai 239,2 atau bertumbuh 16,5 persen secara bulanan. Angka tersebut juga meningkat secara signifikan dibanding bulan Maret 2022 yang pertumbuhan perbulannya hanya sebesar 2,6 persen.
“Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan aktivitas ekonomi masyarakat pada periode ramadan dan menjelang Idul Fitri,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, survei tersebut juga melaporkan peningkatan signifikan terjadi pada sebagian kelompok, yakni sandang, makanan, minuman, dan tembakau, serta peralatan informasi dan komunikasi.
Adapun, IPR kategori sandang pada April 2022 naik menjadi 101,9 dari 74,4 pada Maret 2022. Sedangkan, IPR kategori makanan, minuman, dan tembakau turut naik signifikan menjadi 324,2 pada bulan April 2022. (Lihat tabel di bawah ini.)
Ladang Cuan Bagi Emiten Konsumen dan Ritel
Momentum lebaran tentunya dimanfaatkan oleh pemain konsumen hingga ritel karena menjadi potensi cuan bagi emiten-emiten di industri ini.
Kalau berkaca pada tahun lalu, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dapat memperoleh peningkatan penjualan yang mencapai 30 persen karena efek ramadan hingga lebaran pada 2022.
Sementara, CGS CIMB dalam laporannya pada Oktober 2022 menyebutkan, momentum penjualan MYOR diprediksi bakal tetap berlanjut hingga semester I-2023, salah satunya didorong oleh penjualan yang kuat pada lebaran mendatang.
Kemudian, emiten konsumen lainnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) optimistis akan memperoleh kenaikan pendapatan yang signifikan pada momen lebaran tahun ini.
Melansir laporan CLSA pada Februari 2023, manajemen CLEO mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 30 persen pada tahun ini ditopang oleh libur lebaran mendatang.
Senada dengan emiten di atas, pemain sektor ritel, yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Matahari Department StoreTbk (LPPF) juga memiliki potensi cuan menjelang ramadan hingga lebaran di tahun ini.
Riset Indopremier yang dirilis pada Kamis (2/3), bertajuk “Morning Update” menyebutkan, AMRT memprediksi akan mengalami kenaikan penjualan di bulan ramadan hingga 10 persen sampai 15 persen dibanding bulan biasa.
Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, AMRT menyiapkan sejumlah strategi untuk menyambut lebaran 2023. Salah satunya, yakni menyiapkan alokasi stok barang produk primer maupun sekunder yang dibutuhkan selama ramadan.
Selain menyiapkan stok barang menjelang ramadan, manajemen AMRT juga mempersiapkan program promosi yang menarik untuk menangkap peluang tersebut.
Di sisi lain, LPPF juga tengah bersiap memaksimalkan potensi cuan menjelang lebaran dengan membuka sejumlah gerai baru.
Lebih lanjut, riset BRI Danareksa dengan judul “Matahari Department Store: Revamping the Business with Better Margins” yang dirilis pada Kamis (2/3), LPPF berencana membuka 7 gerai baru menjelang lebaran untuk menjaring permintaan yang kuat pada momentum ini.
“LPPF berencana membuka 12 hingga 15 gerai baru di tahun ini dengan lebih dari setengahnya akan dibuka menjelang lebaran pada April 2023,” tulis BRI Danareksa dalam risetnya.
BRI Danareksa juga menyebutkan, sebagian besar gerai tersebut berlokasi di luar Jakarta, seperti Cikarang, Semarang, Bali, dan Balikpapan.
BRI Danareksa berpendapat, strategi tersebut sangat tepat karena secara historis, LPPF konsisten membukukan pendapatan yang menguat menjelang lebaran yang jatuh pada kuartal II.
Sementara, UOB KayHian dalam risetnya berjudul “Regional Morning Notes” yang dirilis pada Rabu (1/3) mengatakan, LPPF akan membuka gerainya di Uptown Mall BSB City Hall, Sleman City Hall, Discovery Mall di Bali, hingga Plaza Balikpapan.
“Kami percaya, bahwa tiga gerai yang telah dibuka pada Desember tahun lalu juga dapat mendukung potensi penjualan yang positif pada lebaran 2023,” tulis riset tersebut.
Melihat Kinerja Saham Lebaran Tahun Lalu
Sedikit kilas balik, menjelang lebaran pada 2022 lalu, saham emiten ritel hingga produsen fesyen mencatatkan kenaikan signifikan dalam sepekan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada periode 18-22 Aprli 2022, saham produsen pakaian PT Textille Industries (BELL) meroket 56,06 persen dalam sepekan.
Sementara, saham ritel dan fesyen pria, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) juga ikut melesat hingga 43,57 persen dalam sepekan di periode yang sama.
Informasi saja, ZONE dikendalikan oleh orang terkaya ke 13 di RI, Hermanto Tanoko, yang juga mengendalikan emiten air minum dalam kemasan, CLEO.
Melansir Forbes, kekayaan Hermanto Tanoko bersama keluarganya per 12 Juli 2022 mencapai USD3,65 miliar atau setara Rp55,89 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.313/USD).
Di samping itu, sepanjang 2023, saham emiten-emiten ritel mencatatkan kinerja yang moncer.
Menurut data BEI pada Jumat (3/3), saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) mencatatkan kinerja paling moncer secara year to date (YTD), yakni mencapai 21,56 persen.
Menyusul MAPA, induk usahanya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga mencatatkan kinerja saham yang menguat hingga 7,96 persen secara YTD.
Bagaimana dengan Tahun Ini?
Sementara, saham-saham emiten ritel lainnya juga turut bertumbuh sepanjang 2023, seperti LPPF dan AMRT yang sahamnya masing-masing naik hingga 7,37 persen dan 4,53 persen.
Selain itu, saham emiten konsumen, MYOR turut melesat hingga 6,80 persen sepanjang 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)
Berbeda nasib dengan emiten yang telah disebutkan di atas, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) justru mencatatkan kinerja yang terkoreksi secara YTD.
Melansir data BEI per Jumat (3/3), saham UNVR ambles hingga 13,62 persen di periode ini. Anjloknya harga saham emiten konsumen ini seiring dengan merosotnya laba bersih perusahaan pada 2022.
Melansir laporan keuangan emiten, UNVR hanya mngantongi laba bersih sebesar Rp5,36 triliun yang mana merosot 6,83 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,75 triliun.
Padahal, penjualan bersih perseroan tercatat naik 4,23 persen menjadi Rp41,21 triliun dari sebelumnya sebesar Rp39,54 triliun.
Meski demikian, pemain-pemain konsumen hingga ritel masih punya potensi mengalami kenaikan harga saham ditopang oleh sentimen dari bulan ramadan hingga perayaan lebaran pada bulan April mendatang.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.