MARKET NEWS

Fokus Ke Pasar Alumunium Ekstrusi, HK Metals Utama Optimistis Bertahan

Shifa Nurhaliza 24/08/2020 17:15 WIB

PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) mengungkapkan bahwa konsumsi alumunium global sampai dengan 2023 diperkirakan mencapai 70.8 juta ton.

Fokus Ke Pasar Alumunium Ekstrusi, HK Metals Utama Optimistis Bertahan. (Foto: Ist)

IDXChannel – Dalam rangkaian Public Expose (Pubex) LIVE 2020 yang diadakan Bursa Efek Indonesia (BEI), PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) mengungkapkan bahwa konsumsi alumunium global sampai dengan 2023 diperkirakan mencapai 70.8 juta ton dengan permintaan alumunium di 2021 akan membaik dan meningkat.

“Permintaan tersebut akan didukung oleh peningkatan penggunaan di sektor transportasi seiring dengan Komitmen global dan para pelaku Industri transportasi untuk meningkatkan produksi NEV ( New Energy Vehicle ) dengan penggunaan alumunium sebagai salah satu bahan baku materialnya, serta di sektor konstruksi bangunan yang diperkirakan akan lebih banyak menggunakan komponen alumunium ekstrusi untuk sekat pembatas dan rangka jendela untuk sirkulasi udara dalam rangka antisipasi penyebaran virus,” ujar pihak HK Metals Utama, Senin (24/8/2020).

Perusahaan dengan Kode HKMU ini memiliki fokus bisnis pada segmen midstream dan downstream dari alumunium, di mana perseroan fokus pada kegiatan Fabrikasi dan Manufaktur, dimana dalam proses ini memiliki struktur margin yang baik, sehingga mampu meningkatkan margin usaha perseroan.

Adapun strategi Perseroan yang fokus pada pangsa pasar alumunium eksrusi untuk bahan bangunan dan konstruksi seperti High rise building dan residensial dengan hasil akhir produk seperti pintu, jendela dan bingkai jendela, panel, dan produk lainnya. Bangunan dan konstruksi mempunyai kontribusi pasar aluminum ekstrusi yang terbesar saat ini di kisaran 65 % dari keseluruhan Pasar Alumunium Ekstrusi.

Kebutuhan alumunium saat ini, lanjutnya, masih belum terpenuhi oleh Inalum sebagai produsen alumunium terbesar di Indonesia, menurut data pada 2018 inalum hanya mampu memenuhi 31 % dari total permintaan dalam negeri, di 2025 kapasitas Inalum di harapkan dapat memenuhi 70 % dari kebutuhan pasar domestik.

“Dengan Peningkatan produksi oleh Inalum tersebut perusahaan bergerak di pengolahan alumunium akan mendapatkan benefit baik itu dari penurunan biaya bahan baku, selain itu kapasitas produksi yang lebih tinggi dari Inalum akan memberikan ruang untuk ekspansi perusahaan – perusahaan pengolahan alumunium,” ungkapnya.

Dengan memperkuat lini bisnis Alumunium, perseroan berharap fokus pada segmen usaha manufaktur dan penambahan produk ke produk value Added untuk peningkatan margin serta jaringan distribusi yang kuat, perseroan optimis dapat bersaing di pasar alumunium dan dapat menjadi salah satu pemain utama di pasar Alumunium Indonesia. (*)

SHARE