MARKET NEWS

Gajah Tunggal (GJTL) Rugi hingga Q3, Lo Kheng Hong: Rapopo

Aldo Fernando - Riset 11/11/2022 15:38 WIB

Sepanjang 9 bulan pertama 2022, emiten produsen ban merk GT Radial dan IRC Tire tersebut menanggung rugi bersih Rp169,34 miliar.

Gajah Tunggal (GJTL) Rugi hingga Q3, Lo Kheng Hong: Rapopo. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Investor kenamaan Lo Kheng Hong (LKH) tidak mau ambil pusing soal kinerja PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang tertekan hingga kuartal III tahun ini.

Sepanjang 9 bulan pertama 2022, emiten produsen ban merk GT Radial dan IRC Tire tersebut menanggung rugi bersih Rp169,34 miliar.

Padahal, pada 9 bulan pertama 2021, produsen ban tersebut masih membukukan laba Rp19,34 miliar.

Pendapatan bersih perseroan sendiri tumbuh 13,87 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp12,75 triliun hingga kuartal III tahun ini.

Melihat rugi bersih yang ditanggung Gajah Tunggal tersebut, Lo Kheng Hong hanya merespons singkat.

“Rapopo [Tidak apa-apa],” jawab pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut saat dihubungi IDXChannel, Jumat (11/11/2022).

Hanya saja, ketika ditanya lebih lanjut soal alasan terus mengoleksi GJTL dan prospek peseroan ke depan, pria lulusan Universitas Nasional (UNAS) tersebut tak membuka suara.

Ekspor Lesu, Rugi Selisih Kurs

Menurut penjelasan perseroan dalam rilis pers, pada 28 Oktober 2022, penjualan di pasar domestik terus menguat dan meningkat sebesar 21,5%, sedangkan penjualan ekspor masih lesu dan sedikit menurun sebesar 1,1%.

“Ini karena terbatasnya ketersediaan peti kemas akibat kemacetan rantai pasokan global dan permintaan pasar yang melemah akhir-akhir ini,” kata manajemen GJTL.

Lebih lanjut, marjin kotor GJTL turun dari 14,8% di 9 bulan pertama 2021 menjadi 13,5% di 9 bulan 2022 “karena biaya produksi yang lebih tinggi sebagai akibat dari peningkatan ongkos kirim dan peningkatan harga bahan baku.”

 Marjin usaha dan EBITDA juga lebih rendah hingga kuartal III 2022 dibandingkan dengan periode yang sama 2021. Manajemen bilang, ini karena marjin kotor yang lebih rendah dan beban penjualan yang lebih tinggi.

Beban penjualan perusahaan meningkat, ungkap pihak GJTL, terutama karena naiknya biaya transportasi.

“EBITDA GJTL turun dari Rp 1.137 miliar/US$ 79,3 juta di 9M21 menjadi Rp 1.024 miliar/US$ 70,4 juta di 9M22, dikarenakan melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dolar AS,” mengutip GJTL.

Alhasil, perusahaan mencatat kerugian selisih kurs, terutama karena penyesuaian penjabaran utang GJTL dalam mata uang Dolar AS.

Hal tersebut, jelas manajemen GJTL, pada gilirannya berkontribusi pada rugi bersih yang dijelaskan di muka yang dibukukan pada 9 bulan pertama 2022. 

'Misteri' Hilang dari Daftar Pemegang Saham

Media riuh soal hilangnya kepemilikan LKH dari daftar pemegang saham di atas 5 persen di PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL). Namun, LKH mengaku belum menjual saham miliknya di emiten produsen ban tersebut.

Hal ini bermula dari pemberitaan soal penelusuran di data milik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dalam data tersebut, KSEI tak lagi mencatat nama investor yang dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut di daftar pemegang saham di atas 5 persen GJTL.

Seperti diwartakan sebelumnya, menurut penelusuran cepat Tim Riset IDXChannel, LKH mulai absen di daftar tersebut sejak data yang dirilis pada 7 Oktober 2022.

Padahal, pada 5 Oktober 2022, nama LKH masih ada di daftar pemegang saham di atas 5 persen GJTL. Pada waktu itu, Pak Lo—panggilan akrab Lo Kheng Hong—masih menggenggam 5,17 persen atau setara dengan 180.001.000 saham.

Selain itu, menurut data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek GJTL per 31 Oktober 2022, LKH juga sudah tidak tercatat sebagai pemegang saham di atas 5 persen perseroan.

Merespons pemberitaan soal di muka, Pak Lo—sapaan akrab Lo Kheng Hong—mengaku ke sejumlah media ekonomi-bisnis nasional bahwa dirinya belum menjual saham GJTL.

Saat dihubungi IDXChannel, pada Jumat (11/11), terkait perbedaan antara data di KSEI dan pengakuannya soal saham GJTL dan kemungkinan adanya kesalahan pencatatan dari biro administrasi efek,  Lo Kheng Hong menjawab tidak tahu.

“Saya tidak tahu,” kata Lo Kheng Hong kepada IDXChannel, Jumat (11/11).

Kemudian, saat IDXChannel bertanya bahwa kepemilikan LKH di GJTL tidak berubah sedikit pun, ia juga mengafirmasi.

“Harusnya [kepemilikan saham] tidak berubah,” ungkap pria lulusan Universitas Nasional (UNAS) tersebut. (ADF)

SHARE