MARKET NEWS

Gara-Gara ini, Deretan Saham Semen Diyakini Bakal Ngebut di Semester II-2023

Taufan Sukma/IDX Channel 06/08/2023 08:00 WIB

catatan hari libur pada semester II-2023 relatif lebih sedikit dibanding pada enam bulan pertama tahun ini.

Gara-Gara ini, Deretan Saham Semen Diyakini Bakal Ngebut di Semester II-2023 (foto: MNC Media)

IDXChannel - Pasar semen dalam negeri disebut tengah dilanda kontraksi di sepanjang semester I-2023 lalu, dengan tekanan diperkirakan mencapai lima persen secara nasional.

Kondisi ini tekanan lanjutan bagi industri semen domestik yang sejak triwulan IV-2022 lalu juga harus berjibaku dengan lonjakan harga bahan bakar.

Meski demikian, para pelaku industri manufaktur tersebut dinilai banyak pihak sukses dalam bertahan, sehingga tetap mampu membukukan hasil positif pada enam bulan pertama tahun ini.

Karenanya, sejumlah analis tak ragu untuk memasukkan dua emiten semen, yaitu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dengan keyakinan bahwa di sisa waktu tahun ini kinerja dua emiten tersebut masih akan sangat menjanjikan.

Keyakinan tersebut, diantaranya, didasarkan pada capaian kinerja industri semen nasional yang menghijau pada paruh pertama tahun ini.

Per Juni 2023, laba bersih SMGR, INTP beserta PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) tercatat mencapai Rp2,05 triliun.

Jumlah tersebut melambung hingga 41 persen dibanding realisasi laba kelima emiten pada periode sama tahun lalu yang masih sebesar Rp1,45 triliun.

Menurut Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM, duo SMGR-INTP bisa dianggap sebagai penentu arah kinerja industri secara umum, seiring dengan penguasaan pasar keduanya, yang secara akumulatif mencapai 79 persen.

"Meski kemudian SMGR dan INTP pada triwulan II-2023 lalu melemah, itu lebih dipengaruhi oleh begitu banyaknya hari libur," ujar Roger, pekan lalu.

Sementara, menurut Roger, catatan hari libur pada semester II-2023 relatif lebih sedikit dibanding pada enam bulan pertama tahun ini.

Kondisi tersebut membuat emiten semen dapat kembali menggenjot kinerja produksinya, sehingga Roger meyakini prospek ke depan masih cukup menjanjikan.

Selain itu, Roger menilai bahwa perang harga semen di pasar domestik saat ini sudah cenderung berakhir. Dengan demikian, harga jual rata-rata (average selling price) semen ke depan dapat diharapkan kembali membaik dan relatif stabil.

"Tingginya permintaan semen akan menekan perang harga. Di luar itu, anggaran infrastruktur kami prediksi banyak diserap pada semester II tahun ini," urai Roger.

Senada dengan Roger, Founder sekaligus Chief Executive Officer Emtrade, Ellen May, menilai bahwa hasil kinerja di semester I-2023 telah menunjukkan ketangguhan emiten semen dalam mengatasi tekanan yang sedang terjadi di industri.

Karenanya, Ellen menilai wajar bila kemudian pergerakan saham emiten-emiten semen cenderung ngebut, bahkan beberapa diantaranya menunjukkan porsi pertumbuhan yang cukup signifikan.

"Per Kamis (3/8/2023), saham SMGR kita bisa lihat melesat hingga 5,13 persen ke posisi Rp7.225 per saham. Kita melihat SMGR ini akumulasinya naik dengan volume transaksi yang cukup bagus, bisa sampai ke Rp7.750 per saham," ujar Ellen, dalam kesempatan terpisah.

Lonjakan harga ini, menurut Ellen, ditopang oleh kinerja keuangan yang membaik pada semester I-2023 lalu, dengan porsi laba bersih mencapai Rp866 miliar.

Capaian tersebut masih menyisakan pertumbuhan tipis sebesar 3,1 persen secara tahunan, di tengah pasar semen nasional yang sedang terkontraksi.

Tren serupa juga terjadi pada saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), di mana terjadi kenaikan sekitar 3,27 persen ke level Rp378 per saham, yang ditopang oleh peningkatan volume penjualan dan efisiensi biaya yang berjalan mulis.

"Lalu ada juga saham INTP (PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk) yang juga mengalami lonjakan seiring dengan perbaikan kinerja di semester pertama (2023)," ungkap Ellen.

Dengan tren positif yang mampu dibukukan di tengah tekanan kontraksi tersebut, baik Roger, Ellen, maupun sejumlah analis lain, meyakini laju harga saham emiten semen di semester II-2023 bakal cukup menjanjikan.

Dengan kondisi pasar yang semakin kondusif, lalu tren permintaan pasar yang juga mulai membaik sejak Juni 2023 lalu, serta aktivitas ekonomi yang semakin menggeliat dibanding semester I-2023, maka emiten semen diprediksi memiliki ruang cukup luas untuk pertumbuhan yang cukup signifikan. (TSA)

SHARE