Harga Acuan Turun, Intip Potensi Cuan Emiten Batu Bara
Harga batu bara acuan (HBA) Mei mengalami penurunan dari semula USD288,40 per ton di April menjadi USD275,64 per ton.
IDXChannel - Harga batu bara acuan (HBA) Mei mengalami penurunan dari semula USD288,40 per ton di April menjadi USD275,64 per ton. Salah satu faktor penekannya adalah meningkatnya jumlah pasokan batu bara dunia dari China dan India.
"Keputusan Negara China untuk mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan mengembangkan energi hijau juga turut mendorong menurunnya harga batubara dunia," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Sabtu (14/5).
HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.
HBA Mei akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).
Bagaimana potensi sahamnya di bursa?
Sepanjang pekan ini, sejumlah saham -saham batu bara tampak bergerak variatif. Data sesi terakhir Jumat (13/5) menunjukkan beberapa emiten big caps mengalami kenaikan cukup signifikan seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 7,54 persen di Rp31.725, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 4,94 persen di Rp510, dan PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) melesat 7,66 persen di Rp1.195.
Namun, ada beberapa emiten yang merosot seperti PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) turun -4,64 persen di Rp4.520, PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) merosot -4,17 persen, hingga PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) koreksi -0,90 persen di Rp27.500.
Founder WH Project William Hartanto menganalisa dari sisi teknikal sejumlah saham-saham batu bara untuk proyeksi pada perdagangan hari ini, Selasa 17 Mei 2022.
1. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Pergerakan sideways dalam area Rp3.560-Rp3.850, dapat menggunakan area ini untuk trading (stop loss jika menurun di bawah Rp3.560 dan TP Rp3.850 atau mendekati)
2. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Melanjutkan penguatan setelah tembus resistance Rp30.200. Rekomendasi buy dengan TP pada Rp34.000, stop loss jika menurun di bawah Rp28.500
3. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)
Secara teknikal mengkonfirmasi pola falling wedge yang merupakan pola bullish, support ada di Rp476 dan resistance Rp600, rekomendasi buy.
4. PT Indika Energy Tbk (INDY)
Membentuk demand zone dalam area Rp2460-Rp2760, buy and hold dapat dilakukan selama harga bergerak di area ini dan tidak menembus Rp2.460, TP Rp2.900-Rp3.000
5. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Menguji support di Rp9600, pergerakan terdistribusi (tekanan jual besar). Rekomendasi wait and see, namun jika berhasil bertahan di atas Rp9.600 bisa buy on weakness dengan TP pada Rp12.000
6. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Pergerakan terdistribusi (tekanan jual besar) namun terbentuk support pada Rp53. Speculative buy di Rp55-Rp56 dengan TP pada Rp58-Rp63, stop loss jika menurun di bawah Rp53
7. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
Secara teknikal membentuk pola bullish flag dengan neckline pada harga Rp3330. Rekomendasi buy Rp3.180-Rp3.210 dengan TP pada Rp3.330-3.500, stop loss jika menembus support Rp2.980. (TYO)