Harga Batu Bara Mahal, SMGR Pakai Energi Alternatif dari Sampah Kota
Semen Indonesia (SMGR) mengaku terbebani harga batu bara yang mahal untuk memproduksi semen.
IDXChannel - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menilai tidak semua pelaku bisnis happy atau senang dengan kenaikan harga batu bara. Emiten semen ini terpaksa mencari sumber energi alternatif.
Dikutip dari 1st Session Closing IDX, Senin (19/9/2022), di tengah naiknya harga batu bara sejumlah emiten merasa kesulitan dalam kinerja dan harus memutar otak mengakali energi tersebut. SMGR terpaksa harus menyiasati energi itu.
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko SMGR, Andriano Hosny Panangian mengatakan, kenaikan harga batu bara menambah beban produksi perseroan. Tercatat kebutuhan batu bara menghabiskan hampir 23% dari biaya produksi SMGR.
Kini, SMGR menggenjot pemakaian energi panas Thermal Substitution Rate (TSR) berupa energi biomasa. Energi ini dihasilkan dari alternative fuel, seperti sekam padi ataupun cangkang.
Energi alternatif juga didapatkan SMGR dari pemanfaatan sampah kota yang diolah menjadi fly ash bottom ash (faba), yaitu partikel sisa hasil pembakaran. Target SMGR akhir tahun penggunaannya dalam produksi semen diharapkan mencapai 7%-8%
Sejauh ini, SMGR sudah menerapkan uji coba ini pada pabrik di Cilacap dengan komposisi penggunaannya sudah mencapai 15%.
Selain itu, SMGR juga menurunkan produksi kandungan clinker factor pada produksi semen. Pada semester I-2022, SMGR berhasil menurunkan clinker factor sebesar 1%. (FAY).