MARKET NEWS

Harga Batu Bara Merosot 2,4 Persen, Alarm Waspada?

Maulina Ulfa - Riset 03/10/2023 10:00 WIB

Harga batu bara di bursa Newcastle melanjutkan penurunan 2,41 persen di level USD 156,1 per ton pada perdagangan Senin (2/10/2023)

Harga Batu Bara Merosot 2,4 Persen, Alarm Waspada? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga batu bara di bursa Newcastle melanjutkan penurunan 2,41 persen di level USD 156,1 per ton pada perdagangan Senin (2/10/2023) untuk kontrak November 2023.

Mengacu pada data Barchart, harga batu bara melanjutkan pelemahan pada pekan sebelumnya yang ditutup turun 2,47 persen pada perdagangan Jumat (29/9). Harga batu bara per Jumat lalu berada di level USD159,95 per ton untuk kontrak November 2023.

Secara year on year (yoy), harga batu bara masih tertekan 53,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Harga batu bara tertekan imbas harga gas alam yang juga terus mengalami penurunan. Harga gas alam yang lebih murah membuat para konsumen akan enggan beralih ke batu bara. Terutama pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang menjadikan gas sebagai bauran energi utama mereka.

Gas alam berjangka AS turun 0,15 persen di level USD2,83/MMBtu karena kuatnya permintaan dan sedikit penurunan produksi.

Produksi gas pada September mencapai 102,0 miliar kaki kubik per hari (bcfd), turun dari rekor tertinggi pada Agustus sebesar 102,3 bcfd. Selain itu, prakiraan cuaca yang lebih hangat dari biasanya hingga 6 Oktober mendukung permintaan gas meskipun ada periode sepi dengan permintaan listrik yang biasanya lebih rendah.

Selain itu, aliran gas ke fasilitas ekspor LNG AS telah meningkat dan ekspor pipa ke Meksiko mencapai 7,2 bcfd pada September.

Namun, feedgas tetap stabil di kisaran 12,1 bcfd untuk hari kedua berturut-turut, menyusul level terendah dalam 4 minggu sebesar 11,5 bcfd karena pemeliharaan di fasilitas seperti Cove Point dan pengurangan produksi di pabrik lain.

Sementara itu, EIA melaporkan peningkatan mingguan persediaan gas yang sedikit lebih besar dari perkiraan. Di samping itu, utilitas AS bertambah 90 bcf selama pekan yang berakhir 22 September dan melebihi ekspektasi pasar sebesar 88 bcf.

Alarm Batu Bara Dalam Negeri

Dari dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok harga acuan batu bara (HBA) di level USD133, 13 per ton. Angka ini juga turun dari bulan sebelumnya yang mencapai USD179,90 per ton. (Lihat grafik di bawah ini.)

Indonesia juga telah merealisasikan produksi batu bara sepanjang 2023 mencapai 559,83 juta ton hingga September tahun ini. Dengan realisasi ekspor hampir mencapai 50 persen yaitu sebesar 265,22 juta ton.

China dan India merupakan pasar terbesar bagi batu bara produksi RI. Kedua negara telah memboyong batu bara RI dengan total nilai mencapai USD9,43 miliar atau sekitar Rp145,22 triliun dalam periode Januari-Agustus 2023.

Berdasarkan paparan Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor batu bara RI pada Januari-Agustus 2023 menembus USD23,91 miliar atau setara dengan Rp 368,21 triliun (kurs Rp15.400 per USD). Kuatnya dolar membuat nilai ekspor batu bara turun 21,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ekspor ke China mencapai USD4,89 miliar atau sekitar Rp75,31 triliun pada periode yang sama, naik 17,52 persen. Ekspor ke India juga mencapai USD4,5 miliar atau Rp 69,3 triliun pada periode yang sama dan mengalami penurunan 44,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bagi produsen utama seperti Indonesia, penurunan harga batu bara menjadi sinyal serius bagi perdagangan RI. Mengingat, ekspor RI masih cukup bergantung dari jenis energi fosil ini.

Terlebih, melemahnya rupiah dapat menekan pendapatan negara dari penjualan batu bara. Diketahui Mata uang rupiah ditutup melemah 0,45 persen atau 70 poin ke posisi Rp15.530 terhadap USD pada Senin, (2/10). Rupiah berada di posisi terlemah sejak 10 Januari 2023 di level Rp15.576 per dolar AS. (ADF)

SHARE